REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Perundingan damai yang telah dinanti-nanti sekian lama antara pemberontak Taliban Pakistan dan pihak pemerintah, akhirnya dimulai. Babak pertama perundingan damai yang sebelumnya mengalami penundaan terus-menerus itu, akhirnya dimulai di Islamabad, pada Kamis (6/2).
Sebelumnya, sejak 2007 kelompok pemberontak ini telah bergerak untuk menggulingkan pemerintah Pakistan dan berkehendak mendirikan pemerintahan Islam yang ketat. Namun Perdana Menteri Nawaz Sharif yakin, baiknya pihaknya dengan kelompok Taliban itu, mampu menemukan solusi penyelesaian dan menghentikan seluruh pertempuran yang terjadi.
Dalam sebuah pernyataan usai pertemuan yang berlangsung selama lebih dari tiga jam itu, kedua belah pihak menyepakati komitmen mereka untuk membangun dialog. ‘’Kedua komite menyimpulkan, bahwa semua pihak harus menahan diri dari setiap tindakan yang dapat merusak perundingan,’’ ujar pernyataan tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (6/2).
‘’Kedua belah pihak pun mengutuk adanya tindak kekerasan baru-baru ini yang terjadi di Pakistan. Keduanya mengatakan, agar seharusnya hal tersebut tidak menyabotase perundingan,’’ kata pernyataan itu.
Negosiator Pemerintah yang ditunjuk Sharif, Irfan Siddiqui pun, menjelaskan bagaimana jalannya proses perundingan damai itu. Dari pertemuan yang berlangsung di sebuah gedung pemerintahan Islamabad tersebut, Siddiqui mengirimkan pesan teks. Ungkapnya, suasana perundingan damai itu pun berjalan begitu akrab dan ramah.