Jumat 07 Feb 2014 22:02 WIB

Merkel Kecam Cacian Diplomat AS

German Chancellor Angela Merkel (file photo)
Foto: AP/Markus Schreiber
German Chancellor Angela Merkel (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan sumpah serapah diplomat utama Amerika Serikat dalam menanggapi penanganan Uni Eropa atas kemelut politik Ukraina betul-betul tidak dapat diterima. Demikian kata juru bicaranya pada Jumat.

"Kanselir menganggap pernyataan itu betul-betul tidak dapat diterima dan ingin menekankan lagi bahwa (kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine) Ashton melakukan pekerjaan luar biasa," kata juru bicara itu.

Eropa Bersatu akan melanjutkan upaya gencarnya menenangkan keadaan di Ukraina. Ashton mengunjungi Kiev beberapa kali dalam beberapa pekan belakangan dalam upaya menemukan jalan keluar bagi kemelut itu, yang terpicu pada November sesudah Yanukovych menolak perjanjian pehimpunan Eropa Bersatu pada saat terakhir.

Diplomat utama Washington untuk Eropa, Victoria Nuland, pada Kamis meminta maaf kepada mitra Uni Eropa setelah dalam panggilan telepon bocor menunjukkan ia mengutuk tanggapan Eropa.

"Persetan Uni Eropa," kata Nuland dalam yang tampaknya pembicaraan telepon saku baru-baru ini dengan duta besar Amerika Serikat untuk Kiev, Geoff Pyatt.

Panggilan itu tampak ditangkap dan diunggah ke YouTube disertai keterangan dalam bahasa Rusia. Pejabat Amerika Serikat sementara tidak menyangkal percakapan seperti itu terjadi, menolak merinci dan menuding Rusia dengan dugaan menyadap hubungan telepon saku diplomat tersebut.

"Saya menyampaikan bahwa ia berhubungan dengan rekan Eropa Bersatu-nya dan sudah meminta maaf," kata wanita juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki.

Nuland, yang menjabat sejak akhir tahun lalu sebagai wakil sekretaris untuk urusan Eropa, dan Pyatt tampaknya membahas tawaran Presiden Viktor Yanukovych pada bulan lalu untuk menjadikan pemimpin lawan Arseniy Yatsenyuk perdana menteri dan Vitaly Klitschko wakil perdana menteri. Keduanya menolak tawaran tersebut.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement