REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA Promotor festival musik Big Day Out mengkonfirmasi bahwa festival ternama di Australia tersebut tidak akan diadakan lagi di Perth, Australia Barat. Masalah finansial menjadi asalan utamanya.

Penjualan tiket Big Day Out di seantero Australia dikabarkan buruk. Sehingga muncul kabar bahwa festival tersebut tak akan diadakan lagi. Sementara itu acara di Sydney, yang biasanya berlangsung selama dua hari, dipangkas menjadi satu hari saja.

Promotor AJ Maddah menyatakan dalam program 'Hack' stasiun radio Triple J milik ABC bahwa perkiraan tentang kerugian antara 8 juta dollar (Rp 85 miliar) hingga 15 juta dollar yang dialami festival tersebut kurang lebih benar. "Saya bahkan tak berharap akan menghasilkan uang tahun ini," ucapnya.

Menurutnya, pengadaan acara di Perth malah menjadi beban bagi seluruh pihak yang terlibat.

"Kalau kita lihat dari sejarah finansial kebanyakan festival tingkat nasional, daerah pantai timur harus mensubsidi acara-acara di Perth," jelas Maddah, "Itulah salah satu alasan tiket Big Day Out begitu mahal tahun ini. Karena, secara umum, di Perth anda akan merugi."

"Dua hari untuk pergi ke sana, tiga hari untuk perjalanan pulang, pemindahan alat dengan truk, produksi. Kamar hotel yang di Sydney harganya 180 dollar, di Perth, dengan jaringan hotel yang sama, harganya 320 dollar. Mahal sekali menyewa apapun di sana," cerita Maddah.

"Akhirnya, kita sampai pada titik di mana kita tak tahan lagi," katanya.

Big Day Out tahun 2014 di Perth diadakan tanggal 2 Februari, dan menampilkan antara lain artis rap Snoop Dogg, band rock Pearl Jam, dan band Arcade Fire.

Ikuti Whatsapp Channel Republika