Selasa 11 Feb 2014 07:12 WIB

Mantan Pegawai Konsulat AS Dibunuh di Pakistan

Tentara Pakistan berjaga di Waziristan Utara yang berbatasan dengan Afghanistan
Foto: Reuters
Tentara Pakistan berjaga di Waziristan Utara yang berbatasan dengan Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR- Orang-orang bersenjata tak dikenal menembak mati seorang mantan pegawai konsulat AS di kota Peshawar, Pakistan baratlaut, pada Senin (10/2) lalu. Dua orang bersenjata yang naik sepeda-motor menembaki Faisal Saeed (30) di luar rumahnya di Peshawar, kata polisi senior Najibur Rehman kepada AFP.

Ia mengatakan, Saeed adalah mantan pegawai konsulat AS di Peshawar. Kedutaan Besar AS di Islamabad belum memberikan pernyataan mengenai insiden itu ketika dihubungi AFP. Peshawar adalah kota garis depan Pakistan dalam memerangi kelompok garis keras.

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS. Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, di mana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan. Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.

sumber : Antara/ AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement