REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pekerja bantuan Suriah, Ahad (9/2) waktu setempat, mengevakuasi lebih banyak warga sipil dari kota Homs meskipun tembakan masih berlanjut. Evakuasi warga sipil dilakukan sehari sesudah konvoi dihentikan saat truk-truk pembawa bahan makanan dan pasokan obat-obatan tiba di tengah-tengah berkecamuknya pertempuran.
Helikopter pemerintah menjatuhkan bom-bom barrel di dua distrik yang dikuasai pemberontak di wilayah Aleppo. Serangan sedikitnya membunuh sebelas orang.
Seperti dikutip Telegraph, kantor berita pemerintah SANA melaporkan 65 orang telah dievakuasi pada Minggu pasca Palang Merah Suriah kembali ke pusat kota. Situasi ini berlangsung dalam gencatan senjata yang dimoderatori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Gencatan senjata itu mengizinkan sejumlah penduduk untuk meninggalkan rumah dan masuknya pasokan makanan ke wilayah itu.
Televisi pemerintah menyatakan tembakan itu bergema di sekitar wilayah yang dikuasai oleh pemberontak di pusat kota setelah pekerja bantuan menolong wanita, anak-anak dan pria lanjut usia untuk mengungsi.
Kelompok HAM yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, menyatakan berbagai ledakan dan tembakan di dekat tempat evakuasi telah menyebabkan sejumlah korban tewas dan terluka. Meskipun, hal itu tidak serta-merta menimbulkan gangguan.