REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA- Pemberontak Sudan Selatan mengancam akan memboikot pembicaraan perdamaian di Ethiopia. Mereka menuntut pemerintah membebaskan para tahanan politik serta memulangkan para pasukan Uganda.
Namun, pernyataan itu pun dibantah oleh IGAD, kelompok regional yang memediasi kedua kelompok tersebut. Mereka mengatakan pemimpin pemberontak Riek Machar telah menyetujui untuk mengirimkan wakilnya dalam pembicaraan perdamaian ini.
Seyoum Mesfin, kepala mediator dari kelompok regional IGAD yang memimpin negosiasi, mengatakan pernyataan tersebut tidak sesuai dengan janji dari mantan wakil presiden, Machar.
"Pernyataan itu bertentangan dengan komitmen pemimpin mereka bahwa mereka tidak akan menggunakan permintaan tersebut sebagai syarat. Tuntutan itu sama saja dengan menyandera rakyat dan bangsa," kata Seyoum.
Dilansir dari Reuters, para pemberontak menuntut empat tahanan politik yang ditahan oleh pemerintah agar dibebaskan. Sedangkan, para pasukan militer Uganda yang mendukung Presiden Salva Kiir agar ditarik dari Sudan Selatan.
"Kami tidak akan hadir dalam perundingan perdamaian berikutnya," kata para pemberontak.
Akhir bulan lalu, perundingan perdamaian gencatan senjata di Addis Ababa berhasil dilaksanakan. Perundingan tersebut dilakukan untuk mengakhiri konflik yang menyebabkan ribuan warganya mengungsi serta menewaskan ribuan lainnya.