Selasa 11 Feb 2014 08:38 WIB

AS Desak Sudan Selatan Bebaskan Tahanan

Rep: Dessy Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Tempat pengungsi Sudan Selatan yang disediakan tim PBB untuk Sudan Selatan (UNAMISS).
Foto: Reuters
Tempat pengungsi Sudan Selatan yang disediakan tim PBB untuk Sudan Selatan (UNAMISS).

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA- Amerika Serikat menyatakan keprihatinannya atas laporan kekerasan yang terjadi setelah perundingan perdamaian gencatan senjata antara pemberontak Sudan Selatan dan pemerintah digelar.

Dilansir dari Reuters, AS sebelumnya meminta pemerintah Sudan Selatan untuk membebaskan empat dari 11 tahanan yang diduga berencana nenggulingkan pemerintahan. Selain itu, AS juga mendesak pemerintah untuk menarik pasukan asing yang terlibat konflik.

Seyoum Mesfin, kepala mediator dari kelompok regional IGAD yang memimpin negosiasi, mengatakan pembicaraan perdamaian itu tertunda sehari, sehingga tujuh dari 11 tahanan politik yang dibebaskan dapat bergabung dalam pembicaraan perdamaian di Addis Ababa.

Meskipun begitu, lanjut Seyoum, para mantan tahanan pemerintah itu tidak ingin duduk bersama dengan para pemberontak maupun pemerintah. Namun mereka ingin membentuk blok ketiga dalam pembicaraan itu.

"Mereka justru ingin kami mempersiapkan meja segitiga dalam negosiasi nantinya," kata Seyoum.

Para pemberontak, dalam sebuah pernyataan, mengaku mempunyai bukti bahwa para pasukan militer Uganda masih aktif terlibat dalam peperangan meskipun gencatan senjata telah dilakukan.

Kedua belah pihak sebelumnya saling menyalahkan atas pembunuhan massa yang berdasarkan etnis. Perang antar saudara ini telah menyebabkan ribuan orang meninggalkan rumahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement