Selasa 11 Feb 2014 15:30 WIB

Perundingan Suriah Terancam Buntu, Misi Bantuan Diperpanjang

Sebuah tank yang hancur terlihat teronggok di jalanan wilayah al-Qossur propinsi Homs, Suriah , Senin (13/5).
Foto: AP
Sebuah tank yang hancur terlihat teronggok di jalanan wilayah al-Qossur propinsi Homs, Suriah , Senin (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Gencatan senjata yang memungkinkan ratusan warga sipil dapat dikeluarkan dari distrik-distrik terkepung di Homs, Suriah, diperpanjang selama tiga hari.

Namun, putaran perundingan baru di Swiss pada Senin mengalami kebuntuan dengan kedua pihak saling melancarkan tuduhan.

''Perpanjangan gencatan senjata di Homs itu muncul di saat sekira 450 warga sipil berhasil dikeluarkan dengan aman dari kota yang hancur karena perang itu,'' kata Bulan Sabit Merah Suriah.

Dengan demikian, jumlah keseluruhan warga sipil yang sudah dibawa keluar dari wilayah itu sejak Jumat mencapai sekira 1.200 orang.

Pemindahan para warga sipil dari daerah-daerah yang terjebak selama hampir 18 bulan diwarnai dengan munculnya kekerasan sepanjang akhir pekan. Tercatat 14 orang meninggal dalam penembakan yang dapat berakibat pada gagalnya misi kemanusiaan.

Sementara itu, di Jenewa pihak-pihak Suriah yang betikai saling menyalahkan satu sama lain atas meningkatnya kekerasan yang telah menewaskan ratusan orang di seluruh negeri dalam beberapa hari terakhir ini.

Sikap saling menyalahkan itu juga terjadi selama putaran perundingan sebelumnya yang berlangsung pada akhir Januari.

Delegasi oposisi Suriah memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan kembali untuk putaran perundingan yang ketiga jika tidak ada kemajuan selama perundingan putaran kedua ini.

"Kalau sama sekali tidak ada kemajuan, menurut saya, kita hanya menghabiskan waktu untuk melakukan putaran ketiga," kata juru bicara oposisi, Louay Safi, kepada para wartawan, Senin malam.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement