REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Bahan paling berbahaya dari senjata kimia milik pemerintahan Presiden Bashar Al Assad akan disingkirkan dari Suriah hingga 1 Maret. Demikian kata Duta Besar Suriah untuk Rusia pada Selasa seperti dilaporkan kantor berita Interfax.
Suriah gagal memenuhi batas waktu pada 31 Desember untuk menyingkirkan bahan kimia paling berbahaya, berdasar kesepakatan yang ditengahi oleh Rusia dan Amerika Serikat, untuk menghindari ancaman serangan militer AS melawan pasukan Assad setelah serangan senjata kimia tahun lalu.
Damaskus juga gagal memenuhi batas waktu untuk menyerahkan seluruh cadangannya hingga 5 Februari, sehingga menimbulkan kekhawatiran negara itu juga tidak akan bisa memenuhi batas waktu akhir pada 30 Juni untuk menghapuskan program persenjataan kimianya secara menyeluruh.
"Sejumlah besar senjata kimia, cadangan yang paling berbahaya, akan dikeluarkan dari negara itu hingga 1 Maret," demikian dilaporkan Interfax mengutip pernyataan Dubes Suriah Riad Haddad. "Saya rasa kita akan tetap pada batas waktu (30 Juni)."