REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintah Afghanistan membebaskan 65 tahanan pada Kamis, sementara Amerika Serikat memperingatkan ancaman keamanan atas pembebasan tersebut, suatu langkah yang memanaskan hubungan AS-Afghanistan sementara misi internasional di negeri itu menurun.
Juru Bicara Menteri Pertahanan Afghanistan, Zahir Azimi mengatakan, para tahanan itu telah dibebaskan dari rumah tahanan di dekat ibukota Afghanistan, Kabul, dan akan dikirim kembali ke rumah mereka di seluruh penjuru Afghanistan.
Militer AS mengatakan bahwa para tahanan itu harus diadili di pengadilan Afghanistan.
"Tahanan dari kelompok 65 itu terkait langsung dengan serangan yang menewaskan dan melukai 32 warga AS, petugas koalisi, 23 pasukan keamanan Afghanistan dan warga sipil," kata pemimpin milter AS di Afganistan dalam siaran pers pada Rabu menjelang pembebasan.
Masalah tahanan itu sekali lagi menjadi --minyak yang memanaskan hubungan AS-Afghanistan, pada saat pasukan asing yang sudah berada di negeri itu sejak 2001, secara bertahap ditarik.
Pemerintahan Obama selama berbulan-bulan sudah menekan Presiden Afganistan, Hamid Karzai untuk menandatangani perjanjian keamanan kedua negara dengan Washington yang akan mengizinkan pasukan AS untuk tetap tinggal setelah akhir tahun.