Kamis 13 Feb 2014 17:32 WIB

Kekerasan di Suriah Terus Meningkat

Rep: Gita Amanda/ Red: Mohammad Fachruddin
Warga berlarian saat bom dalam tong menghantam sebuah bangunan di Aleppo. Bom ini ditengarai dijatuhkan oleh pesawat angkatan udara Suriah.
Foto: Reuters/Hosam Katan
Warga berlarian saat bom dalam tong menghantam sebuah bangunan di Aleppo. Bom ini ditengarai dijatuhkan oleh pesawat angkatan udara Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA-- Serangan terus meningkat di tengah pembicaraan damai antara pemerintah dan pemberontak Suriah, yang masih menemui jalan buntu.Pesawat tempur Suriah terus menggempur kota di dekat perbatasan Libanon, yang dikuasai pemberontak pada Rabu, (12/2).

Putaran baru pembicaraan Jenewa II semakin terperosok dalam kebuntuan, saat delegasi pemerintah dan oposisi bolak balik saling tuduh. Keduanya tak menyetujui pembahasan agenda bersama. Saat pertemuan, delegasi oposisi mengajukan draft berisi visi mereka untuk transisi politik di Suriah pada mediator PBB Lakhdar Brahimi.

Proposal tersebut menyerukan pengusiran semua pejuang asing dari Suriah, dan meminta PBB memantau gencatan senjata. Namun, Wakil Menteri Luar Negeri Suriah segera menghentikan pembicaraan dan menolak membahas masalah tersebut.

Pembicaraan damai Suriah selaman ini berlangsung disertai kenaikan tajam tindak kekerasan di negara tersebut. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, sedikitnya 4.959 orang tewas di Suriah sejak 22 Januari lalu. Termasuk di antaranya 515 perempuan dan anak-anak. Kelompok memperkirakan sepertiga dari korban tewas merupakan warga sipil."Ini adalah rata-rata data tertinggi yang kami catat," kata Rami Abdelrahman dari Observatorium seperti dikutip dari Reuters.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement