REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Kapal angkatan laut Amerika Serikat akan singgah di Spanyol pada Kamis sambil menunggu pihak berwenang Suriah menyerahkan senjata kimia mereka untuk dimusnahkan di lautan, kata diplomat.
"Kapal peti kemas MV Cape Ray akan berlabuh mulai hari ini di pangkalan angkatan lalut Rota dalam kunjungan berkala untuk beristirahat dan mengisi perbekalan di perairan selatan Spanyol," kata pernyataan kedutaan besar AS.
"Ketika Suriah sudah memenuhi perintah Perserikatan Bangsa-Banga untuk menyerahkan produk-produk kimianya, Cape Ray akan meninggalkan Rota menuju pelabuhan di Italia, tempat mereka (bahan kimia) akan diangkut," kata pernyataan itu.
"Netralisasi" senjata kimia akan dilakukan di atas kapal di perairan internasional berdasarkan perjanjian soal sanksi yang dikeluarkan oleh PBB, tambah kedutaan AS.
Cape Ray, yang berangkat dari Virginia pada 27 Januari, melaju dengan tujuan mencapai pelabuhan di Italia bagian selatan, Gioia Tauro.
Barang berbahaya akan diangkut kapal itu akan termasuk gas cair dan bahan untuk membuat gas penyerang saraf, seperti, sarin.
Kapal pengangkut yang memiliki panjang 200 meter itu telah diberi muatan dua sistem hidrolisis besar yang dirancang untuk menetralisir bahan kimia mematikan
Kapal itu memiliki awak berupa 35 warga sipil dan 63 orang anggot tim yang bertanggung jawab menangani unit hidrolisis serta pasukan keamanan di kapal.
Amerika Serikat telah menyatakan janjinya bahwa operasi pemusnahan senjata kimia tidak akan mengancam lingkungan.
Berdasarkan resolusi PBB mengenai kesepakatan yang diupayakan oleh Amerika Serikat dan Rusia, Suriah akan menyerahkan semua persenjaan kimianya untuk dimusnahkan di Suriah ataupun di luar negeri.
Pengiriman ketiga berisi bahan-bahan kimia telah dilakukan pada hari Senin, namun Damaskus gagal memenuhi beberapa tenggat waktu yang utama untuk memindahkan bahan-bahan itu. Para pejabat PBB telah mengeluarkan desakan agar Suriah mempercepat proses pemindahan.
Pemerintah Suriah mengatakan pihaknya terus bertekad memenuhi tenggat waktu tanggal 30 Juni 2014 untuk memusnahkan seluruh persenjataan kimianya, namun perang saudara yang sedang berlangsung telah menyebabkan keterlambatan.
Kesepakatan untuk memusnahkan senjata kimia Suriah dicapai setelah terjadinya serangan senjata kimia pada Agustus 2013 di daerah pinggiran Damaskus.
Serangan itu dilaporkan menewaskan ratusan warga sipil.
Washington dan oposisi Suriah menyalahkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad sebagai pihak yang melancarkan serangan tersebut.
Pemerintahan Assad membantah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya serangan.