REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Tiga orang dilaporkan tewas dalam sebuah aksi demonstrasi Rabu kemarin di Caracas, Venezuela.
Presiden Nicolas Maduro menyebut demonstrasi tersebut sebagai percobaan kudeta yang digagas oleh kalangan ekstremis dari pihak oposisi.
Sementara itu pihak oposisi balik menuding pemerintah telah merancang aksi protes tersebut untuk mendiskreditkan pihak oposisi.
"Maduo, Anda sangat mengetahui apa yang terjadi hari ini dan itu adalah rencana Anda. Mereka yang tewas dan terluka adalah tanggung jawab anda," kata Leopolo Lopez, pemimpin gerakan "Keinginan Rakyat' yang juga pernah terlibat ingin menggulingkan Presiden Hugoo Chavez sebelumnya.
"Kami sedang menghadapi kudeta melawan demokrasi dan pemerintahan yang saya pimpin," kata Presiden Madura.
Sementara itu, lawan politik Maduro, Henrique Capriles memilih untuk menenangkan warga.
"Kekerasan tidak akan pernah menjadi jalan! Kami percaya mayoritas rakyat menolak (aksi itu," katanya dalam akun Twitternya dikutip dari Russia Today.
Aksi demonstrasi menjadi sering terjadi di Venezuela, terutama karena langkanya kebutuhan pokok, seperti kertas toilet.