REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi dikhawatirkan akan mengembangkan kemampuan nuklir mereka jika Presiden Barack Obama mengizinkan Iran menguasai teknologi energi ini.
"Dalam pandangan mereka, perkembangan Iran sangat negatif. Mereka [Saudi] mempunyai uang, mereka dapat membeli keahlian dan pelatihan," kata David Albright, Presiden Institute for Science and International Security yang sekaligus mantan pengawas senjata yang berbasis di Amerika Serikat.
"Saudi sedang memikirkan bagaimana cara menciptakan penangkal melalui kemampuan."
Dikutip dari The Daily Beast, Jumat (14/2), penguasaan teknologi nuklir Saudi dinilai saat ini berkembang pesat. Tahun 2012, Saudi mengumumkan akan membangun 16 reaktor nuklir pembangkit listrik tahun 2030 dan sudah menandatangani kesepakatan dengan Cina.
Tahun lalu BBC juga melaporkan bahwa Arab Saudi telah melakukan investasi besar-besaran dalam penguasaan teknologi nuklir di Pakistan.
Sinyal Saudi untuk menguasai teknologi nuklir terlihat dari kemungkinan negara ini bakal mendirikan pengayaan uranium.
"Saya kira kita harus menerapkan kesamaan hak untuk semua pihak, dalam hal ini di bidang perjanjian (Non-Proliferasi Nuklir/NPT)" kata Pangeran Turki al Faisal, mantan orang kuat intelijen Arab Saudi dalam sebuah pertemuan di Jerman.