REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Tahun 2014 ini menjadi tahun politik bagi India yang akan menghadapi pesta demokrasi untuk menggantikan masa jabatan parlemen yang akan berakhir Mei mendatang.
Sebagai tahun politik, berbagai kejutanpun terjadi seperti mundurnya Arvind Kejriwal dari jabatan Menteri Besar Delhi, ibu kota India tadi malam.
Dikutip dari csmonitor.com, pengunduran diri itu, Jumat, (14/2) dipicu oleh kurangnya dukungan dari Partai Bharatiya Janata Party (BJP) dan rekan koalisinya sekaligus partai penguasa di India, Partai Kongres.
Pengunduran diri tokoh anti korupsi yang disebut sebagai 'Jokowi'nya India ini akan menjadi langkah awal Kejriwal dan Partainya Aam Aadmi Party untuk berlaga di pentas pemilihan umum nasional.
Sebagai langkah awal, kata Deepak Bajpal, Juru Bicara untuk AAP, partai yang sedang naik daun ini akan fokus untuk memenangkan Majelis Rendah India, Lok Sabha. Untuk itu mereka sedang menyusun rencana untuk menggelar aksi demonstrasi dan kampanye di 300 konstituensi.
Pengunduran diri ini pula dinilai sebagai bukti bahwa APP "Ingin eksis di pentas politik India dan mereka harus menunjukkan kepada pemilih bahwa mereka tidak haus kekuasaan," kata Sanjay Kumar, pengamat dan profesor di Centre for the Study of Developing Societies yang berbasis di New Delhi.
"Mereka ingin meraih prestasi di dalam negeri, dan anda harus melakukannya dengan mengarahkan diri anda sebagai sesuatu yang berbeda dengan partai-partai lain."
AAP merupakan partai baru di India. Setelah berhasil mengalahkan lawan-lawannya dalam pemilu lokal di ibu kota, partai ini saat ini sedang melakukan uji coba untuk meraih simpati pemilih secara nasional di seluruh India dalam pemilu mendatang. Apakah ini akan menjadi 'gamechanger' bagi sistem politik India, hanya pemilih yang dapat menentukannya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika