REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Ribuan pendukung Presiden Venezuela Nicolas Maduro pawai di pusat Caracas pada Sabtu (15/2). Mereka melakukan aksi damai dan mengajak untuk mengakhiri kekerasan. Setelah satu minggu lalu terjadi kekerasan protes di jalan yang menuntut Maduro melepas jabatannya.
Di bagian timur ibu kota, setidaknya 1000 orang demonstran berkumpul menuntut pengunduran diri sang Presiden. Mereka mencela Maduro ditengah isu politik seperti inflasi, kelangkaan produk pokok dan kejahatan yang meraja lela.
Hampir setahun setelah berakhirnya masa Hugo Chavez, Maduro menuduh saingannya memicu kerusuhan untuk melakukan kudeta terhadapnya. ''Saya tidak akan menyerah satu milimeter pun, tidak ada yang akan menghentikan saya membangun revolusi ini,'' kata Maduro.
Jumat lalu, bentrok pecah antara aparat pemerintah dan demonstran. Para pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan dan membuat api dari sampah. Hingga polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membersihkan sekitar 1000 pengunjuk rasa dari Altamira Square Timur Caracas.
Pada Sabtu, mereka kembali berkumpul menyanyi dan melantunkan slogan di alun-alun. Kemudian mereka pawai memblokir jalan seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Salah seorang demonstran, Joseph Sandoval mengatakan ia akan tetap berdemo. ''Saya mewakili rakyat Venezuela yang muak melihat negara kita tenggelam seperti ini,'' kata mahasiswa berusia 24 tahun itu.
Mahasiswa lain, Michael Paredes tampak membawa tas dengan cuka dan bandana untuk melindungi diri dari gas air mata. ''Sudah waktunya untuk bertindak,'' kata pria 26 tahun ini.