Senin 17 Feb 2014 06:01 WIB

Meski Diburu dan Dibantai, Muslim CAR Tak Sudi Tinggalkan Tanah Leluhur

Kelompok organisasi rakyat adi Republik Afrika Tengah berunjuk rasa di Bangui, meminta Prancis mengatasi pemberontakan di sana.
Foto: reuters.com
Kelompok organisasi rakyat adi Republik Afrika Tengah berunjuk rasa di Bangui, meminta Prancis mengatasi pemberontakan di sana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Pembantaian terhadap warga Muslim di Republik Afrika Tengah (CAR) telah membuat ribuan warga Muslim meninggalkan tanah leluhur mereka. Namun begitu, ada juga yang tidak rela meninggalkan tanah kelahiran mereka walau dengan resiko menjadi korban kekerasan

Seorang imam Bangui Muslim berbagi kesaksian mengerikan mengenai kekejaman yang dilakukan terhadap Muslim di negara yang dilanda perselisihan itu.

"Saya tidak ingin meninggalkan Bangui, saya ingin menjadi Muslim Afrika Tengah terakhir yang meninggalkan negara ini atau setidaknya Muslim terakhir yang dimakamkan di sini," kata seorang Imam di Bangui kepada Program Newsday BBC pada hari Senin, 10 Februari, dikutip dari OnIslam.net.

"Negara ini adalah tempat peristirahatan terakhir dari ayah dan ibu saya," tambah imam itu dengan sedih.

Selama beberapa minggu terakhir, ribuan Muslim sipil yang ketakutan melarikan diri untuk menyelamatkan hidup mereka dari usaha pembunuhan, penjarahan dan pelecehan seksual oleh milisi bersenjata dari mayoritas Kristen di kota itu.

sumber : onislam.net
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement