Selasa 18 Feb 2014 11:52 WIB

Polisi dan Demonstran di Thailand Saling Berhadapan Dalam Aksi Unjuk Rasa

 Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah berdiri di samping bendera nasional Thailand, saat berunjuk rasa di pusat kota Bangkok (15/1).   (Reuters/Chaiwat Subprasom)
Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah berdiri di samping bendera nasional Thailand, saat berunjuk rasa di pusat kota Bangkok (15/1). (Reuters/Chaiwat Subprasom)

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK-- Lapisan demi lapisan polisi antihuru hara Thailand berhadap-hadapan dengan para pengunjuk rasa antipemerintah yang menghadang markas besar pemerintahan di Bangkok pada Selasa. Sikap konfrontasi muncul setelah pihak berwenang mengatakan mereka akan memperbarui operasi untuk menguasai kembali sejumlah lokasi yang diduduki oleh para pengunjuk rasa selama beberapa pekan.

Para pengunjuk rasa telah melancarkan aksi mereka sejak November lalu dalam upaya untuk menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Mereka menganggap Yingluck sebagai penguasa mewakili kakaknya, Thaksin Shinawatra, perdana menteri yang digulingkan melalui kudeta militer pada tahun 2006.

Bluesky TV, yaitu saluran televisi yang dimiliki kelompok pengunjuk rasa dan menyiarkan pidato-pidato tajam oleh pemimpinnya, Suthep Thaugsuban, memperlihatkan gambar barisan polisi dengan tameng-tameng mereka di Kantor Pemerintah di Bangkok pusat.

Para pengunjuk rasa berbaris beberapa meter dari barisan polisi. Kedua belah pihak dipisahkan oleh kantong-kantong pasir penghadang yang dibuat oleh para demonstran. Menteri Tenaga Kerja Chalerm Yoobamrung, yang bertanggung jawab untuk operasi keamanan, mengatakan polisi akan mengambil kembali tempat-tempat yang diduduki para pengunjuk rasa di dekat Kantor Pemerintah, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Enegi serta kompleks administrasi pemerintah di Bangkok utara.

Pengunjuk rasa menuduh Thaksin melakukan nepotisme dan korupsi. Mereka juga mengatakan Thaksin menggunakan uang hasil pajak untuk memberikan subsidi serta pinjaman lunak yang membuat jutaan orang di wilayah utara dan timur laut menjadi loyal terhadapnya.

Yingluck telah mendapatkan tekanan dari pengunjuk rasa untuk meninggalkan kantornya di Kantor Pemerintah.

Para pengunjuk rasa juga menghadang persimpangan-persimpangan jalan utama di kawasan perbelanjaan dan bisnis di Bangkok sejak pertengahan Januari.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement