REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kelompok gerilyawan Ansar Bayt al-Maqdis, Selasa (18/2) waktu setempat, mengatakan bahwa pemboman bus wisata di Sinai, Mesir, yang menewaskan dua warga Korea Selatan dan sopir Mesir pada Ahad adalah serangan bunuh diri yang dilakukan oleh salah satu pejuangnya.
Kelompok ini juga mengancam akan melakukan lebih banyak lagi serangan terhadap sasaran-sasaran ekonomi.
Serangan terhadap bus, yang sedang melakukan perjalanan ke Israel dari Biara St Catherine, bertujuan wisata populer di selatan Sinai adalah serangan pertama pada wisatawan sejak penggulingan Presiden Muhammad Mursi memacu pemberontakan Islam.
"Ansar Bayt al-Maqdis telah berhasil mengorbankan salah satu pahlawannya untuk meledakkan bus menuju Zionis itu. Ini terjadi sebagai bagian dari perang ekonomi kita terhadap rezim pengkhianat itu," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Gerilyawan Islam telah meningkat tajam di Mesir, termasuk sebagian besar wilayah tanpa hukum yang berbatasan Israel dan Jalur Gaza, sejak militer menggulingkan Mursi pada Juli setelah massa
protes terhadap pemerintahannya.
Sejak saat itu, tentara telah melancarkan operasi besar-besaran di Sinai dengan menargetkan kaum gerilyawan. Pasukan keamanan meluncurkan tindakan keras terhadap kelompok itu dan Ikhwanul Muslimin yang pemerintah cap sebagai organisasi teroris. Ikhwanul menyangkal pihaknya terlibat dalam kekerasan.