REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Los Angeles, kota metropolitan yang terletak di bibir pantai, bisa mengalami kenaikan permukaan air laut hingga dua kaki pada tahun 2050.
Untuk mengantisipasi, tim USC Sea Grant bekerja sama dengan Kota Los Angeles mengukur dampak dari laut pasang terhadap komunitas lokal dan infrastruktur. Hasilnya, sejumlah aset dapat dilindungi dengan perencanaan yang pro-aktif dan identifikasi awal.
"Beberapa daerah dataran rendah yang berada dalam yurisdiksi kota, seperti Pantai Venice dan beberapa area di Wilmington serta San Pedro, rentan terhadap banjir," kata Phyllis Grifman, penulis utama dan direktur asosiasi USC Sea Grant Program, seperti yang dikutip dari ScienceDaily.
"Mengidentifikasi di mana banjir telah diamati saat periode badai dan gelombang pasang, dan menganalisis area lainnya ketika banjir, itu adalah elemen utama dalam perencanaan di masa mendatang," tambahnya.
Laporan itu juga menemukan bahwa manajemen pembuangan limbah, pengelolaan air badai, dan sistem air minum juga rentan terpengaruh kenaikan air laut. Aset budaya yang terletak di sepanjang pantai, seperti museum, bangunan bersejarah, dan Cabrillo Marine Aquarium juga bisa mengalami kerusakan.
Pelabuhan Los Angeles dan infrastruktur energi kota itu sebagian besar tidak terpengaruh oleh kenaikan air laut. Hal itu disebabkan oleh jadwal penggantian yang memungkinkan kota untuk mempersiapkan diri mengubah infrastruktur.
Penduduk yang tinggal di dataran rendah, seperti San Pedro dan Wilmington, menjadi warga yang paling terdampak oleh banjir. Koridor Abbot Kinney dan lahan basah Ballona juga berisiko.
Tetapi, menurut laporan tersebut, bila pantai berpasir di kawasan tersebut dipelihara, dapat menjadi benteng pertahanan terhadap perairan yang lebih tinggi.