Rabu 19 Feb 2014 20:30 WIB

Ujicoba Implan Sel Otak Babi ke Otak Manusia Dihentikan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Upaya percobaan penyuntikan atau implan sel babi ke otak manusia pertama di dunia dihentikan setelah peneliti tidak bisa mengkonfirmasi temuan dalam kajian awal mereka.

Ujicoba klinis yang dipromosikan besar-besarn ini dilakukan di sebuah rumah sakit di Kota Auckland, Selandia baru atas nama perusahaan bio teknologi Australia,  Living Cell Technologies.

Ujicoba klinis ini dihentikan dan makalah ilmiah yang memaparkan kalau pengobatan ini bekerja pada tikus juga telah ditarik kembali.  Padahal sebelumnya, makalah ilmiah tersebut dijadikan dasar keputusan oleh otoritas Selandia Baru untuk menyetujui proposal penelitian proyek ini.

"Karena penulis tidak mampu menegaskan kembali hasil riset mereka yang telah dilaporkan sebelumnya dan kemungkinan penyimpangan dari protokol yang telah terjadi, oleh karena itu artikel mengenai penelitian ini kami tarik kembali,”demikian pernyataan jurnali Renegerative Medicine,  yang pertama kali mempublikasikan riset terapi implan sel babi ke otak  manusia.

Seorang wanita penderita penyakit Parkinson dilaporkan telah mendapatkan pengobatan dengan penyuntikan sel babi ke otaknya.

Pihak perusahaan Living Cell Technologies menunda ujicoba pengobatan ini kepada manusia, demikian juga dengan rencana penyuntikan kepada tiga pasien lainnya.

Perusahaan obat Jepang juga menunda pembayaran sekitar $2 juta untuk mendanai tahapan lanjutan dari penelitian ini.

Direktur Living Cell Technolgies, Dr Andrea Grant, mengatakan penelitian itu ditarik karena buku lab yang menjelaskan hasil riset pada studi tikus mengenai implan sel babi ini tidak lengkap.

 

Dr. Grant mengatakan pengobatan ini sendiri aman dan ia mengatakan kalau  wanita yang telah mendapatkan implan sel babi ini di otaknya sejauh ini dilaporkan dalam keadaan sehat.

"Wanita itu kondisinya sehat, dan pasien juga mengaku lega atas upaya kami menanamkan implan di otaknya karena menunjukan sebagai sponsor kami sudah melakukan hal yang benar,” kata Dr Grant

Wanita itu juga mengatakan tidak ada yang perlu dipertanyakan mengenai keamanan dari studi ini dan riset yang dilakukan kepada monyet menunjukan kalau sel otak babi aman dan efektif digunakan.

Namun sejumlah pakar kesehatan skeptis mengenai riset ini.

Pakar saraf ternama dari Sydney, Professsor Dominic Rowe,  dari Universitas Macquarie meyakini sel otak babi itu terlalu prematur untuk disuntikan ke otak manusia.

"Berdasarkan data awal riset ini, para peneliti yakin kalau data yang mereka miliki cukup dijadikan dasar untuk penerapan implan ini ke manusia,  tapi saya tidak yakin data tersebut cukup untuk dipertimbangkan apalagi dijadikan dasar terapi penyelamatan bagi penderita Parkinson parah."  Kata Rowe.

Profesor Rowe menilai uji coba itu belum boleh dilakukan sebelum pertanyaan mengenai data yang hilang itu dijawab oleh para peneliti.

"Menurut saya tidak etis melanjutkan riset ini sampai mereka mengklarifikasi metode dasar yang digunakan. Bahkan meskipun klarifikasi itu telah mereka lakukan, saya masih memiliki kekhawatiran mengenai kebenaran kajian ini,” katanya.

Menurut Jurnal Renegerative Medicine yang berbasis di Amerika Serikat, ada ratusan kajian ilmiah yang ditarik kembali setiap tahunnya. Namun itu hanya mewakili sebagian kecil dari kajian ilmiah yang diterbitkan.

Penarikan makalah ilmiah ini dilakukan karena berbagai alasan termasuk diantaranya ketidakmampuan peneliti untuk mereproduksi hasil, kesalahan akademik, plagiarisme dan perselisihan kepenulisan. Hanya sedikit kasus penarikan makalah ilmiah  yang disebabkan karena isu seputar uji klinis.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement