REPUBLIKA.CO.ID, VIENNA-- Pembicaraan kesepakatan terkait fasilitas nuklir Iran yang sedang berlangsung diharapkan menyelesaikan intrik Iran-Barat yang sudah berlangsung selama satu dekade. Selama ini, pihak Barat, enam negara penuntut (Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Prancis dan Jerman) menuduh Iran sedang menguatkan senjata nuklir.
Sementara Iran bersikeras fasilitas nuklir mereka dalam memperkaya uranium hanya digunakan untuk pembangkit listrik dan tujuan medis. Barat berhasil menyeret Iran dalam pembicaraan kesepakatan ini dengan iming-iming pengurangan sanksi di sektor ekonomi Iran.
Pembicaraan masih berlangsung selama tiga hari sejak Selasa (18/2) lalu. Pembicaraan ini bukan yang pertama dilakukan. Selama ini, dalam pembicaraan selalu terjadi tarik ulur. Menjelang pembicaraan di Vienna, seorang pejabat senior AS mengatakan rasa pesimistisnya terhadap pembicaraan saat ini.
"Ini akan rumit dan sulit, prosesnya juga akan panjang," kata dia. Pembicaraan ini, tambahnya, tidak bisa dilakukan satu minggu bahkan satu bulan. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pun menyatakan dirinya tidak optimistis.
Namun, enam negara berharap untuk mendapat kesepakatan pada akhir Juli. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, dikutip Press TV pada Selasa terdengar cukup optimis. "Sangat mungkin membuat kesepakatan karena fakta utamanya cukup sederhana dan karena sebenarnya kita tidak memiliki pilihan lain," tegasnya.