Kamis 20 Feb 2014 14:40 WIB

Pembicaraan Awal Nuklir Iran Berjalan Produktif

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Joko Sadewo
Fasilitas nuklir Iran
Foto: telegraph.co.uk
Fasilitas nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, VIENNA -- Pembicaraan kesepakatan terkait fasilitas nuklir Iran masih berlangsung selama tiga hari sejak Selasa (18/2) lalu. Hasil pembicaraan awal masih belum digelontorkan secara terbuka oleh Iran maupun enam negara penuntut, Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Prancis dan Jerman.

Seorang diplomat senior dari pihak barat hanya membocorkan sedikit dari permukaannya. "Pembicaraan berjalan baik, belum ada masalah nyata sejauh ini," kata dia. Ia juga menolak rumor dari sisi Iran bahwa diskusi telah mengalami hambatan karena Iran.

Ia mengatakan pembicaraan ini diharapkan akan selesai pada Jumat pagi mendatang. Sesi awal pada hari selasa, dinyatakannya berjalan produktif dan berisi. Fokusnya adalah parameter dan proses negosiasi, termasuk agenda-agenda apa yang akan dilakukan dalam proses jangka panjang."Kami tidak mengharapkan hasil yang instan," kata dia.

Enam negara sendiri belum menguraikan tuntutan pasti. Namun para pejabat Barat telah membuat jelas bahwa mereka ingin Iran membatasi pengayaan uranium, membatasi penelitian dan pengembangan peralatan nuklir baru dan membatasi sebagian besar sentrifugal yang digunakan untuk memperbaiki uranium.

Sementara, dikutip dari kantor berita IRNA, Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi mengatakan situs nuklir Iran akan melanjutkan kegiatan mereka seperti sebelumnya.

Sebuah sesi pada Rabu pagi dipimpin oleh diplomat senior Uni Eropa Helga Schmid dan Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi sertai dengan diplomat senior dari enam negara.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton adalah pihak yang mengkoordinasikan pertemuan resmi dengan Iran atas nama enam negara. Pada Kamis sore, para peserta ini dijadwalkan menghadiri pertemuan luar biasa dengan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels untuk membicarakan krisis Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement