REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Perusahaan raksasa minyak Shell menegaskan akan menjual jaringan SPBU-nya di Australia dan penyulingannya di Geelong, Victoria, kepada Vitol seharga 2,9 milyar dolar.
Transaksi itu mencakup 870 SPBU, sarana penyulingan Shell di Australia, serta sejumlah besar minyak, bitumen, bahan kimia dan bagian dari bisnis minyak pelumasnya.
Tapi Shell akan tetap memegang kepemilikan bisnis bahan bakar penerbangannya dan pabrik olinya di Brisbane, yang akan diubah menjadi sarana distribusi yang besar.
Shell mengatakan, langkah ini adalah bagian dari suatu pergeseran global dari 'downstream operations' oleh perusahaan tersebut, dengan sarana-sarana penyulingan juga dijual di Inggris, Jerman, Perancis, Norwegia dan Republik Ceko, serta divestasi lainnya di Mesir, Spanyol, Yunani, Finlandia dan Swedia.
CEO Shell, Ben van Beurden, mengatakan, Shell mencoba untuk berfokus pada peluang yang paling menguntungkan.
"Australia masih penting bagi Shell, tapi kami mengambil pilihan sulit untuk meningkatkan daya saing perusahaan," katanya dalam sebuah pernyataan.
Shell mengatakan, kebanyakan staff di sarana penyulingan, SBPU dan bisnis lainnya yang akan dijual akan tetap dipekerjakan oleh Vitol.
Direktur Shell Australia, Andrew Smith, mengatakan, berdasarkan persetujuan dengan Vitol, logo Shell akan tetap dipasang di seluruh jaringan SPBU dan pembeli masih bisa mendapatkan BBM dan oli Shell.
Dikatakan, Shell mempunyai investasi 'upstream' di Australia. Deal itu diperkirakan akan dirampungkan tahun ini.