Jumat 21 Feb 2014 19:05 WIB

Konseling Dokter Jiwa di Australia Gunakan Video Conference

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Pelayanan konseling dari para dokter jiwa di Australia sudah banyak yang menggunakan fasilitas video conference. Efektivitas konseling jarak jauh ini dipercaya sama saja dengan layanan tatap muka.

Menurut Susan Simpson, peneliti dari University of South Australia, karena itu sudah seharusnya konseling kesehatan jiwa model jarak jauh ini juga mendapatkan keringanan biaya.

Simpson mengatakan bahwa ada klien yang justru lebih suka terapi dengan video conference. "Terapi jarak jauh meningkatkan kenyamanan mereka. Mereka merasa memiliki kendali dan ruang sendiri," ucapnya.

Maka, Simpson menyerukan agar mereka yang menggunakan layanan macam itu dibantu pembayarannya dengan Medicare, yaitu asuransi kesehatan pemerintah.

Bila layanan jarak jauh digencarkan dan dibantu pembayarannya, akan lebih banyak orang yang menyikapi masalah kesehatan jiwa mereka, dan meminta bantuan untuk mengatasi masalah tersebut.

Lagipula, masalah kesehatan jiwa sering menimpa mereka yang menjalani kehidupan yang keras di daerah terpencil.

"Mereka yang tinggal di daerah pinggiran dan pedesaan Australia mengalami kesulitan karena tak bisa mengakses insentif atau keringanan untuk layanan berbasis video conference," ucap Simpson, "Masalah kesehatan jiwa lebih sering terjadi di daerah pedesaan ketimbang perkotaan, dan...angka bunuh diri lebih tinggi 1,2 hingga 1,4 kali."

Ini karena berbagai sebab, seperti kesulitan sosio-ekonomi, kesepian, keterkucilan, lingkungan hidup yang keras, dan juga karena mereka lebih rentan terhadap bencana alam, seperti kekeringan.

Layanan kesehatan jiwa di pedesaan seringkali dilakukan dengan tak teratur, dan pasien biasanya harus bergantung pada psikolog yang tidak tinggal di dekat mereka, melainkan bolak-balik ke daerah tersebut.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement