REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Venezuela telah menghadapi tahun kekurangan pangan, ketidakamanan dan krisis ekonomi. Selama tahun lalu, sejak kematian mantan Presiden Hugo Chavez pada tanggal 5 Maret, situasi telah mendapatkan bahkan lebih buruk.
Seperti dikutip dari Huffingtonpost, Sabtu (22/2), di sisi ekonomi tingkat inflasi meroket melewati 50% tahun lalu, menurut Agence France Presse. Kebutuhan dasar seperti susu, kertas toilet telah menjadi sulit ditemukan.
Kejahatan adalah masalah lain di benak sebagian besar rakyat Venezuela. The Observatory Kekerasan Venezuela, sebuah organisasi non-pemerintah, diperkirakan bahwa tingkat pembunuhan pada tahun 2013 naik menjadi 79 per 100.000 penduduk, naik dari 73 per 100.000 pada tahun 2012.
Angka tersebut akan membuat Venezuela salah satu negara paling kejam di dunia. Pemerintah membantah angka-angka, menempatkan pembunuhan tingkat 2012 pada 56 per 100.000. Dengan ukuran baik, angka itu melejit sejak era pra-Chavez. Pada tahun 1998, sebelum Chavez menjabat, Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan menempatkan tingkat pembunuhan di 19 per 100.000 .
Oposisi terhadap pemerintahan Presiden Nicolás Maduro mengatakan masalah ekonomi dan sosial Venezuela berasal dari kebijakan pemerintah seperti kontrol harga, penyitaan pemerintah perusahaan swasta, sistem penjara, akses mudah ke senjata ilegal dan impunitas yang tersebar luas, menurut The Economist. Pihak oposisi telah memperoleh kekuatan dalam beberapa tahun terakhir, dan meraih 49 persen suara dalam pemilihan presiden Venezuela tahun lalu.