Ahad 23 Feb 2014 17:48 WIB

Reuni Keluarga Diselenggarakan Menjelang Pelatihan Militer Korsel-AS

Busan, Korea Selatan
Foto: WIKIPEDIA
Busan, Korea Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kelompok kedua dari para warga Korea Selatan bertemu dengan para keluarga Korea Utara dalam satu reuni keluarga yang terpisah puluhan tahun, sehari sebelum pelatihan militer Korsel-AS yang mengancam hubungan tegang.

Reuni-- yang diselenggarakan di daerah wisata Gunung Kumgang, Korut mulai Kamis lalu sampai Selasa depan, -- adalah pertama dalam lebih dari tiga tahun bagi keluarga yang terpisah akibat Perang Korea tahun 1950-1953.

Dalam hari kedua dan putaran terbaru reuni itu, 357 warga Korsel bertemu kembali dengan 88 keluarga Korut Ahad petang.

Rombongan pertama sekitar 80 warga Korel pulang ke Korsel Sabtu setelah bertemu dengan 174 warga Korut dari Kamis.

Ryoo Jung-Hee, 69 tahun menyebutnya satu "keajaiban" bahwa abangnya yang berusia 81 tahun -- masuk tentara dalam usia 17tahun dan lama diduga meninggal-- masih hidup di Korut dan mencari dia.

"Kami bahkan memiliki sertifikat kematiannya yang dikeluarkan sejak lama,.... Itu satu keajaiban ketika kami mendengar ia masih hidup dan sedang mencari kami," kara Ryoo sebelum kembali ke Seoul, Ahad.

"Saya masih tidak dapat percaya ini adala satu kenyataan," katanya.

Bang Rye-Sun, 89 tahun yang juga menduga puluhan tahun bahwa adiknya meninggal dalam perang-- sampai ia mendapat telepon bahwa Sang-Mok sedang mencari saudara perempuannya.

"Saya sungguh ingin bercerita dengannya. Terima kasih banyak karena masih hidup," katanya sebelum pulang ke Korut.

Reuni itu diselenggarakan menjelang pelatihan militer gabungan AS-Korsel yang dilakukan saat kecaman keras dari Pyongyang.

Korsel dan AS yang menggelar 28.000 tentara di Korsel, Senin memulai pelatihan tahunan mereka "Key Resolve and Foal Eagle."

Sekutu-sekutu itu menyebut pelatihan itu sebagai defensif tetapi Korut mengecamnya sebagai satu persiapan bagi invasi. Korut awal bulan ini mengancam membatalkan reuni keluarga itu jika Seoul tetap dengan rencana mereka bag pelatihan itu.

Akan tetapi Korut kemudian setuju melaksanakan reuni itu, dalam apa yang dianggapnya sebagai satu konsesi yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan. Hubungan kedua negara itu membeku tahun lalu ketika Korut mengeluarkan sejumlah ancaman terhadap Seoul dan membatalkan satu rencana reuni keluarga September, dengan

alasan sikap Korsel yang bermusuhan.

Surat kabar Korut Roodong Sinmun Sabtu tetap mengecam pelatihan itu, menuduh Washingon berusaha menghambat perbaikan hubungan lintas perbatasan.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement