Senin 24 Feb 2014 07:32 WIB

Merkel Suarakan Dukungan Untuk Upaya Perdamaian di Timur Tengah

Kanselir Jerman Angela Merkel
Kanselir Jerman Angela Merkel

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN-- Kanselir Jerman Angela Merkel, Sabtu, mengatakan akan mendukung sepenuhnya upaya Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry untuk meluncurkan kembali proses perdamaian Timur Tengah selama kunjungannya mendatang ke Israel .

"Kita perlu , sesegera mungkin , (mewujudkan) solusi dua - negara yang stabil , dengan negara yahudi Israel dan pada saat yang sama negara bagi rakyat Palestina," kata Merkel dalam pernyataan mingguannya.

"Kami juga mendukung upaya yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Kerry (dan) saya tentu saja akan menggunakan kunjungan saya untuk membahas masalah ini dengan perdana menteri Israel", Benjamin Netanyahu, tambahnya.

Merkel, yang akan berada di Israel hari Senin dan Selasa, mengatakan bahwa untuk alasan sejarah Jerman sangat berkomitmen pada hak Israel untuk eksis. Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan pada Jumat bahwa upaya Amerika Serikat untuk membangun kesepakatan mengenai kerangka kerja bagi perundingan perdamaian dengan Israel sejauh ini gagal tetapi upaya-upaya itu "sangat serius".

Abbas bertemu dengan Kerry dua kali di Paris pekan ini dalam apa yang digambarkan seorang pejabat Amerika Serikat sebagai pembicaraan yang "konstruktif". Diplomat tertinggi Amerika Serikat itu telah menghabiskan berbulan - bulan berusaha agar rakyat Israel dan Palestina menyepakati kerangka kerja untuk memandu pembicaraan menuju perjanjian perdamaian penuh, namun negosiasi telah menunjukkan sedikit tanda kemajuan , dengan masing-masing pihak menyalahkan yang lain.

Jerman dan Israel telah mengadakan pertemuan "konsultasi pemerintah" rutin sejak 2008, dengan kedua belah pihak bertemu secara berkala untuk membahas topik tertentu. Kunjungan Merkel akan menjadi pertemuan kelima dalam kerangka tersebut antara Jerman dan Israel. Pertemuan yang terakhir diselenggarakan di Berlin pada bulan Desember 2012.

sumber : Antara/ AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement