Senin 24 Feb 2014 09:33 WIB

Diplomasi Jarak Jauh Dubes Italia Untuk Dua Korea

Peta Korea Utara dan tetangganya
Foto: State.gov
Peta Korea Utara dan tetangganya

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL-- Menjalankan misi ganda sebagai duta besar Italia untuk Korea Selatan dan Korea Utara telah membuat Sergio Mercuri sangat sibuk sejak 2010. Tahun ini, ia mengemban tugas tambahan, perayaan hubungan diplomatik Korea-Italia ke 130.

Mercuri mengatakan ia menjalani diplomasi jarak jauh yang menantang dengan Korea Utara. Prosedur panjang yang memakan waktu untuk bisa masuk ke Korea Utara membuat Mercuri menjalani kerja diplomatik semacam ini. Ia tak memiliki kantor di Pyongyang karena Italia belum membangun hubungan diplomatik dengan Korea Utara karena mayoritas negara Eropa tak menganggap keberadaan negara yang dipimpin Kim Jong-un itu.

"Bepergian ke Korea Utara agak rumit," kata Mercuri dalam wawancara Korea Times yang dimuat Ahad (23/2).

Pergi Korea Utara, kata Dubes Italia itu, ia perlu menginformasika dulu niat kedatangannya dengan rezim berkuasa dan menunggu sampai Korea Utara memberinya lampu hijau. "Saya pikir seorang dubes bisa masuk Korea Utara tanpa proses memakan waktu seperti itu," kata Mercuri.

Sejak 2004, Dubes Italia untuk Korea Selatan diberi mandat untuk juga menjalin hubungan diplomatik dengan Korea Utara. Sejak berkantor di Seoul, Mercuri mengatakan ia pernah beberapa kali ke Korea Utara untuk urusan kerjasama. Ia terakhir kali mengunjungi Korea Utara pada September tahun lalu. "Begitu bisa masuk, saya berada di Korea Utara untuk beberapa hari,'' kata dia.

Di Seoul, ada 20 dubes asing yang juga menjalankan //double job// selain Italia, antara lain dubes Kanada, Meksiko, Spanyol, dan Uni Emirat Arab. Mercuri mengatakan 20 utusan ini bertemu secara rutin untuk berbagi kesulitan, masalah dan berbagai hal lain yang mereka hadapi dalam menjalin hubungan diplomasi jarak jauh dengan Korea Utara.

Beberapa media menyebut mereka 'Pyongyang Club'. ''Pertemuan kami sifatnya informal karena kelompok ini pun informal tanpa format khusus, tanpa nama institusi atau tata organisasi,'' ungkap Mercuri.

Mercuri memandang kelompok ini juga merupakan media diplomasi. Selasa (18/2) lalu, 'Pyongyang Club' diundang makan siang oleh Menteri Luar Negeri Korea Selatan dalam peresmian 'Peninsula Club'. Dalam sambutannya, Menteri Luar Negeri Yun Byung-se mengatakan sengaja membentuk kelompok dubes agar bisa lebih komprehensif dalam menangani isu-isu yang berkaitan dengan Korea Utara.

"Kami telah memiliki konsensus jadwal untuk mendiakusikan kelanjutan nasib Semenanjung Korea. Kementerian Luar Negeri akan bekerja sama dengan para duta besar sebagai rekan dekat untuk berbagi pengalaman dan pandangan kami tentang Korea Utara demi terciptanya persatuan dan diplomasi damai," tutur Yun.

Menteri Luar Negeri Korea Selatan juga akan membuat format pertemuan rutin serupa untuk 24 negara yang memiliki kantor kedutaan di Pyongyang termasuk Cina, Rusia, Inggris, Swedia dan Jerman.

sumber : Korea Times
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement