REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS-- Kepala Oposisi Suriah Ahmad Jarba mengonfirmasi bantuan senjata yang akan dikirim ke pasukan oposisi. Hal itu dikemukakan Jarba saat berkunjung ke utara Suriah pekan lalu.
Kepala Pusat Penelitian Teluk Abdel Aziz al-Sager mengatakan, Amerika Serikat telah mengizinkan sekutu mereka memberikan senjata pada pemberontak. Izin AS keluar setelah perundingan Jenewa gagal memperoleh kesepakatan damai.
"AS dapat memungkinkan sekutu memberikan pemberontak senjata anti-pesawat dan anti-tank, menyusul gagalnya perundingan dan ketegangan baru dengan Rusia," kata Sager seperti dilansir AFP, Senin (24/2).
Hal senada juga disampaikan Direktur Program Kebijakan Energi Teluk di Institus Washington Simon Henderson. Menurutnya, menyediakan senjata pada pemberontak dapat mengurangi tekanan pada AS dalam jangka pendek.
"Tapi kekhawatiran politik jangka panjang, Manpads (Man portable air defence system), akan bocor. Ini bisa digunakan untuk menjatuhkan pesawat sipil di suatu tempat di dunia," kata dia.
Pemberontak selama ini mengatakan, roket anti-pesawat akan membantu mereka mempertahankan diri melawan pesawat tempur Suriah.
Seperti diketahui, pesawat tempur Suriah secara teratur membom daerah yang dikuasai pemberontak. Baik dengan bom barel, TNT atau senjata lainnya.Konflik tiga tahun Suriah telah menewaskan lebih dari 140 ribu orang, termasuk 50 ribu diantaranya adalah warga sipil.