REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Kanselir Jerman Angela Merkel tiba di Israel, Senin (24/2). Ia dan kabinetnya hadir untuk mempromosikan hubungan kerja sama dan mendorong PM Benjamin Netanyahu guna memajukan solusi dengan Palestina.
Negosiasi antara Iran dan kekuatan dunia, termasuk Jerman, terkait program nuklir Teheran juga akan menjadi agenda pembicaraan kedua pemimpin.
"Saya berharap bahwa Jerman dan negara P5+1 lainnya akan bersikeras pada tuntutan asli untuk mencegah Iran menjadi negara nuklir," kata Netanyahu, Ahad (23/2).
Menjelang kedatangannya, Merkel menegaskan, akan mendorong upaya Menlu AS John Kerry untuk membuat Israel dan Palestina menandatangani perjanjian perdamaian.
"Kita memerlukan, sesegera mungkin, solusi dua negara yang stabil. Dengan negara yahudi Israel dan pada saat yang sama negara bagi rakyat Palestina," kata Merkel.
"Kami juga mendukung upaya yang dilakukan oleh Menlu AS Kerry (dan) saya tentu saja akan menggunakan kunjungan saya untuk membahas masalah ini dengan perdana menteri Israel."
Merkel dan 16 menteri kabinetnya dijadwalkan menandatangani perjanjian kerja sama dengan para menteri Israel di berbagai bidang. Termasuk keamanan, diplomasi, ekonomi, keadilan, serta ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Senin, Merkel akan makan malam dengan Netanyahu di kediamannya di Jerusalem sebelum melakukan kunjungan kerja pada hari berikutnya .
Jerman dan Israel telah mengadakan konsultasi pemerintah rutin sejak 2008. Kunjungan Merkel akan menjadi pertemuan kelima antara Jerman dan Israel dalam kerangka tersebut.
Pertemuan terakhir diadakan di Berlin pada Desember 2012. Selasa, Merkel akan menerima Medali Kehormatan Presiden dari Presiden Israel Shimon Peres di kediamannya di Jerusalem sebelum kembali ke Berlin.