REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS-- Aksi demonstrasi anti-pemerintah masih berlanjut di Venezuela. Terakhir, pengunjuk rasa yang terdiri diri massa mahasiswa ini memblokade jalanan ibukota, Caracas. Dilansir dari BBC, mereka meletakkan sampah dan barang-barang furnitur di tengah jalanan utama. Aksi tersebut dilakukan untuk menghalangi akses menuju kota.
Tokoh pemimpin oposisi sendiri Henrique Capriles, sebelumnya meminta pendukungnya agar tidak melakukan blokade nasional. Sementara itu, blokade juga dilaporkan terjadi di Maracaibo dan Valencia. Para demonstran memukul wajan dan pancinya di pagi hari.
Aksi tersebut dilakukan untuk menunjukan penentangan mereka terhadap Presiden Nicolas Maduro. Mereka pun menyatakan masih akan melanjutkan gelombang aksinya hingga Maduro mengundurkan diri. Demonstrasi yang telah dilakukan selama beberapa pekan ini mengakibatkan lebih dari 130 jiwa terluka dan 13 orang lainnya tewas. Sedangkan tokoh oposisi Leopoldo Lopez juga telah ditangkap pemerintah.
Aksi unjuk rasa ini dimulai di negara bagian barat Tachira dan Merida. Para mahasiswa menduduki jalanan karena tingginya angka kejahatan di Venezuela serta kondisi ekonomi yang buruk, seperti inflasi dan kekurangan bahan pokok.
Pemerintah pun segera menangkap sejumlah pemimpin mahasiswa. Namun sejak penangkapan itu dilakukan, aksi demonstrasi justru semakin menyebar di ibukota. Mereka menuntut pemerintah membebaskan para tahanan.
Maduro sendiri dijadwalkan akan menghadiri konferensi perdamaian nasional yang akan digelar pekan ini. Maduro juga akan bertemu dengan tokoh pemimpin oposisi Capriles dalam sebuah pertemuan rutin bersama dengan gubernur dan walikota. Namun, Capriles menolak hadir dalam pertemuan itu karena kekerasan masih berlanjut.