Selasa 25 Feb 2014 13:37 WIB

Iran Sepakati Penjualan Senjata ke Irak

Rep: Gita Amanda/ Red: Joko Sadewo
Aksi kekerasan masih melanda Irak. (ilustrasi)
Foto: EPA/Shebab Ahmed
Aksi kekerasan masih melanda Irak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran telah menandatangani kesepakatan untuk menjual senjata dan amunisinya ke Irak senilai 195 juta dolar. Langkah tersebut dinilai akan melanggar embargo PBB tentang penjualan senjata oleh Iran.

Kesepakatan dicapai pada akhir November lalu. Dari data yang dihimpun Reuters, dokumen menunjukkan kesepakatan dicapai sesaat setelah Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki kembali dari Washington. Saat itu Maliki mencoba melobi pemerintahan Barack Obama untuk memberi senjata ekstra, untuk melawan pemberontak bersenjata.

Dari dokumen-dokumen resmi yang dilihat Reuters menunjukkan, bahwa enam dari delapan kontrak yang ditandatangani dengan Organisasi Industri Pertahanan iran, akan memasok sejumlah senjata ke Iran. Mulai dari senjata ringan dan sendang, peluncur mortir, amunisi untuk tank hingga artileri dan mortir. Salah satu kontrak termasuk peralatan untuk melindungi terhadap bahan kimia.

Pemerintahan Obama pada Senin, meminta pemerintah Irak menjelaskan laporan tersebut. Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jen Psaki mengatakan, ia telah melihat laporan tersebut.

Menurutnya jika benar, ini akan meningkatkan kekhawatiran serius.Psaki menambahkan, setiap transfer senjata dari Iran ke negara ketiga merupakan pelanggaran langsung dari embargo PBB. "Kami sedang mencari klarifikasi mengenai hal ini dari pemerintah Irak dan memastikan bahwa para pejabat Irak memahami batas-batas, bahwa ada hukum internasional mengenai perdagangan senjata dengan Iran," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement