REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Warga Australia yang tewas akibat tenggelam di sungai dan bendungan ternyata lebih besar jumlahnya dibandingkan mereka yang tewas tenggelam di pantai atau kolam renang. Dalam musim panas ini, tercatat lebih dari 30 orang tewas akibat tenggelam di sungai dan bendungan.
Demikian terungkap dalam hasil penelitian tersebut kelompok penyelamatan Royal Live Saving Society. Penelitian dilakukan dengan mereview kejadian dalam 10 tahun terakhir.
Ketua Royal Life Saving Society Australia, Justin Scarr, menyatakan antara 2002 hingga 2012 tercatat 735 orang tewas di sungai-sungai di Australia.
Diungkapkan, tempat-tempat rawan tenggelam adalah lokasi rekreasi renang populer seperti Sungai Murray, sungai terpanjang di Australia. Selain itu, Sungai Hawkesbury di New South Wales, Murrbidgee, yang mengaliri New South Wales dan Wilayah Ibukota Australia, dan Sungai Yarra di Victoria.
Korban yang terhitung termasuk mereka yang jatuh dari perahu dan wahana air lainnya, mereka yang tersapu banjir, dan mereka yang tenggelam saat berenang.
Banyak orang meremehkan bahaya berenang di sungai, meskipun kondisi sungai dikenal bisa berubah-ubah dari hari ke hari.
"Saat anda berenang di daerah-daerah pantai, kandungan garam meningkatkan daya apung, namun berenang di sungai lain lagi ceritanya," ucap Scarr.
Sebanyak 80 persen peristiwa tenggelam di perairan darat korbannya laki-laki paruh baya. Minuman beralkohol pun terkadang berperan dalam peristiwa-peristiwa tersebut.
Kelompok penyelamatannya ingin bekerjasama dengan pemerintah-pemerintah daerah untuk memasang tanda-tanda peringatan dan juga melancarkan kampanye untuk mencegah lebih banyak korban jatuh akibat tenggelam di sungai.
"Kita cukup sukses mengurangi peristiwa tenggelamnya anak-anak, terutama di kolam renang pribadi," jelas Scarr.
Masyarakat diperingatkan untuk lebih hati-hati menjelang libur paskah. "Kalau ragu, ke kolam renang terdekat saja, itu tempat paling aman untuk berenang," katanya.
Daerah Murray di perbatasan-perbatasan negara bagian New South Wales, Victoria dan Australia Selatan, terkenal sebagai tempat berenang dan berperahu baik di kalangan turis dan juga masyarakat setempat.
Namun, sungai Murray juga terkenal karena arusnya yang tak bisa ditebak. Sejumlah korban telah jatuh di sungai ini.
Bill, ayah salah seorang korban, memperingatkan masyarakat, "[sungai] terkadang terlihat damai dan ramah. Tapi, di balik itu, ada arus kencang."
Stuart Dye, anggota tim penyelamat Albury and Border, mengatakan bahwa selama 30 tahun menjadi anggota, kira-kira 40 jenazah korban tenggelam telah Ia bantu temukan.
"Arus [sungai] bisa berubah, ada hal-hal yang bisa menghalangi di bawah arus, dan airnya dingin. Orang cepat terserang hipotermia [suhu badan menurun drastis] dan mengalami kram. Suhu hari bisa saja 43 derajat, tapi suhu air 13 derajat. Saat menyelam, tubuh mengalami syok," jelasnya.