REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah Australia berencana melonggarkan pembatasan kepemilikan asing untuk Qantas Airways sementara maskapai penerbangan utama Australia itu berjuang keras untuk memotong biaya AS 2 miliar dolar.
Surat-surat kabar Australia melaporkan Selasa (25/2) bahwa Qantas akan mengumumkan pemotongan 5.000 pekerjaan pekan ini dalam upaya agar perusahaan itu kembali meraih untung.
Menteri Perhubungan Warren Truss mengatakan Selasa bahwa pemerintahnya sedang merancang undang-undang yang hendak mengizinkan mayoritas saham Qantas dimiliki asing dan mencabut pembatasan lain maskapai itu.
Qantas mengatakan mereka tidak mau mengomentari spekulasi media mengenai apa yang akan diumumkannya. Namun maskapai itu memberi indikasi bakal mengambil keputusan yang sulit untuk mencapai penghematan biaya 2 miliar dollar tersebut dalam tiga tahun mendatang.