Rabu 26 Feb 2014 07:17 WIB

Warga dan Polisi Bentrok di Kashmir

Demo warga Kashmir menentang India
Foto: AP
Demo warga Kashmir menentang India

REPUBLIKA.CO.ID, SRINGAR-- Ratusan penduduk desa yang marah bentrok dengan polisi di Kashmir India pada Selasa menyusul kecurigaan bahwa pasukan keamanan menembak tujuh warga sipil hingga mati yang mereka Kira pemberontak, kata seorang perwira polisi dan seorang saksi mata. Para penduduk desa membakar satu kantor polisi di kawasan Kupwara yang berhutan lebat dekat perbatasan de fakto dengan Pakistan untuk menuntut pasukan keamanan menyerahkan jasad-jasad yang pihak kira pemberontak untuk identifikasi dan dimakamkan, kata perwira itu.

"Polisi menembakkan gas air mata dan melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan kerumunan warga yang marah dan melemparkan batu ke arah petugas," kata perwira yang tak mau disebutkan jati dirinya.

Seorang penduduk setempat, Manzoor Ahmed, mengatakan lewat telepon bahwa sebutir peluru melukai seorang penduduk desa sebelum diminta tambahan pasukan untuk mengendalikan situasi. Dia mengatakan para penduduk mencurigai tujuh orang yang dibunuh Senin malam adalah warga setempat bukan pemberontak bersenjata yang telah menyusup melintasi perbatasan.

Situasi terkendali ketika polisi menyerahkan jasad-jasad itu kepada kelompok Muslim untuk dikebumikan. Ratusan warga desa mengikuti prosesi pemakaman. "Setelah meyakini bahwa tak seorang pun warga setempat yang menjadi korban, jasad-kasad itu dimakamkan," kata perwira polisi J.P. Singh kepada wartawan.

Dia menambahkan sebanyak 15 orang menderita luka-luka dalam bentrokan-bentrokan. Tentara menyatakan tujuh orang yang dicurigai militan ditembak hingga mati di desa Dardpora, 140 kilometer dari kota utama Srinagar, dalam operasi gabungan dengan polisi. Letnan Jenderal S.K. Saini mengatakan kepada wartawan di Kupwara,"Tak ada warga sipil dalam kelompok teroris yang telah dilumpuhkan itu."

Sementara itu pemimpin Kashmir Syed Ali Geelani menyerukan pemogokan umum di kawasan tersebut Jumat untuk memprotes apa yang disebutnya pembunuhan misterius. Insiden itu harus diselidiki oleh badan independen internasional, kata dia.

Penembakan-penembakan terjadi dekat perbatasan yang dijaga ketat oleh militer dan membagi kawasan Himalaya antara India dan Pakistan. Kedua negara telah mengakui kawasan itu milik mereka sepenuhnya sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1947.

Sejumlah kelompok militan telah bertempur melawan pasukan India sejak 1989 untuk merdeka atau kawasan itu bergabung dengan Pakistan. Pertempuran tersebut telah merenggut puluhan ribu orang, sebagian besar warga sipil. Pemerintah India dan pihak keamanan baru-baru ini menyatakan kekhawatiran kemungkinan peningkatan kegiatan pemberontak sebelum pemilihan umum pada akhir Mei.

sumber : Antara/ AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement