Rabu 26 Feb 2014 11:00 WIB

Ekonomi Ukraina Berpotensi Default

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Demonstran antipemerintah Ukraina melemparkan ban menghadapi polisi antikerusuhan di Independence Square, Kiev, Rabu (19/2).
Foto: Reuters/Vasily Fedosenko
Demonstran antipemerintah Ukraina melemparkan ban menghadapi polisi antikerusuhan di Independence Square, Kiev, Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ukraina tengah menimbang langkah untuk membendung penarikan tunai oleh masyarakat. Bank sentral menyatakan tujuh persen simpanan masyarakat telah keluar dari perbankan menyusul pemberontakan berdarah sejak awal tahun.

Penarikan tunai oleh masyarakat Ukraina mencapai 30 miliar hryvnias atau setara Rp 38,16 triliun. Total simpanan di Ukraina diperkirakan mencapai 430 miliar hryvnia atau Rp 547,06 triliun.

Gubernur Natsionalnyi Bank Ukrainy yang baru, Stepan Kubiv menyatakan, penarikan tunai dari perbankan terlihat paling banyak di wilayah timur. Hal ini disebabkan oleh ketegangan yang terjadi dengan Rusia. Sementara, penarikan di wilayah barat dan pusat Ukraina dapat diredam.

Aksi protes tidak hanya berdampak pada nilai simpanan, tetapi juga pada nilai tukar hryvnia terhadap dolar AS. Per Selasa (25/2), nilai tukar hryvnia anjlok 6,4 persen menjadi 9,8 per dolar AS. 

Pelemahan ini menambah besarnya jarak antara hryvnia dan dolar AS menjadi 16 persen sejak awal tahun. Yield obligasi global pemerintah yang jatuh tempo pada April 2023 naik 30 basis poin menjadi 9,56 persen setelah jatuh 211 basis poin selama tiga hari berturut-turut.

"Nilai tukar mungkin akan menguat setelah pemerintahan baru terbentuk dan pengumuman program stabilitasi yang jelas," kata Kubiv yang baru saja dilantik menggantikan gubernur bank sentral lama, seperti dilansir Bloomberg, Rabu (26/2).

Kubiv menambahkan, bank sentral berencana untuk memberikan pinjaman untuk menstabilkan kredit lima bank. Sayangnya ia tidak menyebutkan bank mana saja yang akan mendapatkan suntikan dana tersebut.

Bank sentral mencatat cadangan devisa (cadev) Ukraina tergelincir menjadi 15 miliar dolar AS dari 17,8 miliar dolar AS. Penurunan cadev dikatakan merupakan upaya bank sentral untuk mencegah pelemahan yang lebih dalam atas nilai tukar hrvnia.

Perekonomian Ukraina dinilai Standard and Poor berisiko mengalami default jika tidak ada kepastian kapan kondisi akan kembali kondusif. Lembaga pemeringkat ini juga memangkas peringkat Ukraina menjadi CCC, menyeret negara pecahan Uni Soviet tersebut ke level buruk investasi.

Untuk mencegah default, Ukraina meminta bantuan internasional senilai 35 miliar dolar AS untuk kebutuhan selama dua tahun ke depan. Amerika Serikat dan Uni Eropa menyatakan tengah mencari cara untuk membantu krisis Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement