Rabu 26 Feb 2014 11:50 WIB

Anjal Sanggar Alang-Alang Surabaya Tampil di Brasil

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Damanhuri Zuhri
Logo Piala Dunia Brasil 2014
Logo Piala Dunia Brasil 2014

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Delapan anak jalanan (Anjal) di bawah bimbingan Sanggar Alang-Alang Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) bakal membela Indonesia tampil di Brasil dalam kejuaraan sepak bola khusus anak-anak jalanan yang digelar sebelum pelaksanaan Piala Dunia 2014 pada Juni mendatang.

Empat dari delapan anak tersebut asli arek Suroboyo dan lainnya berasal dari Malang dan Blitar. Ini merupakan prestasi hebat karena anak-anak yang sehari-hari bekerja sebagai loper koran tersebut mampu menyisihkan puluhan anak lainnya.

Selasa (25/2), anak-anak dari Sanggar Alang-Alang tersebut berpamitan dan memohon doa restu kepada Walikota Surabaya, Tri Rismaharini sebelum berangkat ke Jakarta, Rabu (26/2).

Anak-anak tersebut didampingi pengasuh Sanggar Alang-Alang, Didit Hape. Wali Kota Risma mengaku bangga dengan prestasi yang ditunjukkan anak-anak tersebut.

Walikota menyebut prestasi yang ditorehkan anak-anak dari Sanggar Alang-Alang ini bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak di Surabaya dan juga di kota-kota lain.

''Anak-anak ini memberi inspirasi, kalau mereka mau ya mereka bisa. Tidak ada yang tidak mungkin,'' kata Risma setelah menerima anak-anak di ruang kerja wali kota di Surabaya, Selasa (25/2).

Wali kota yang sukses membawa Surabaya meraih 51 penghargaan level nasional dan internasional ini berharap anak-anak tersebut mampu berprestasi maksimal di Brasil.

Yang lebih penting, sambung Risma, mereka bisa menunjukkan perilaku yang baik.  Anak-anak itu bukan hanya membawa nama Surabaya, juga Indonesia.

''Karena itu, mereka harus bisa jaga sikap dan mental. Mereka harus giat berlatih. Di sana pasti latihannya berat dan mereka tidak boleh gampang menyerah,'' ujarnya.

Pengasuh Sanggar Alang-Alang, Didit Hape, menyampaikan terima kasih kepada walikota yang  membantu anak asuhnya untuk berangkat ke Jakarta dan Brasil.

''Saya mewakili anak-anak menyampaikan terima kasih kepada Bu Risma yang telah memberikan perhatian dan kepedulian kepada anak-anak ini,'' ujar Didit Hape.

Dijelaskan Didit Hape, delapan anak tersebut berhasil menyisihkan sekitar 70 anak jalanan yang mengikuti seleksi. Setelah pengumuman lolos 4 Februari lalu, pihaknya langsung mengkarantina mereka.

Karantina tersebut dimaksudkan untuk mengompakkan mereka. ''Kita memberikan pembenahan mental di Sanggar Alang-Alang. Kita mencoba dengan teknik pendekatan etika, norma dan agama,'' jelas Didit Hape.

Pria berusia 67 tahun ini mengatakan, selama di Jakarta, mereka akan bergabung dengan anak-anak jalanan dari kota lain seperti Palembang, Medan, Jakarta dan Makassar yang juga telah lolos seleksi.

Di Brasil, anak-anak tersebut akan bermain dalam event sepak bola khusus anak jalanan yang digelar sebelum Piala Dunia. Peristiwa yang pertama kali digelar ini diikuti 14 negara. ''Keberhasilan mereka ini juga untuk memotivasi anak-anak Surabaya yang lain,'' ujarnya.

Delapan anak dari Sanggar Alang-Alang itu Muhamad Ayub, Muhamad Malik dan Siti Nur Qomariah. Mereka berasal dari Surabaya. Lima lainnya yakni Muhamad Yasidur Rozaq, Eko Siswandi, Rizqi Rahmadi, Muhamad Mukti, serta Yusuf Eko Saputro.

Siti Nur Qomariah menjadi satu-satunya putri yang berangkat. Selain tim sepak bola putra, juga ada tim sepak bola putri.

''Kita sudah siap mental dan fisik untuk berangkat ke Brasil. Semoga kami bisa memberikan yang terbaik untuk Surabaya dan Indonesia,'' ujar Muhamad Ayub.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement