Rabu 26 Feb 2014 14:23 WIB

Boko Haram Bantai 59 Siswa Sekolah Menengah Nigeria

Boko Haram
Foto: Times Live
Boko Haram

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pria bersenjata dari kelompok Boko Haram menembak atau membakar sampai mati 59 siswa di satu sekolah menengah di Nigeria timur laut, Senin malam, kata seorang pejabat rumah sakit dan pasukan keamanan, Selasa.

"Sejumlah tubuh siswa dibakar menjadi abu," kata Komisaris Polisi Sanusi Rafai mengenai seragan terhadap satu sekolah milik pemerintah federal, Buni Yadi, sekolah menengah tingkat pertama di negara bagian Yobe, dekat ibu kota negara bagian itu Damaturu.

Bala Ajiya, seorang pejabat di Rumah Sakit Spesialis Damaturu kepada Reuters melalui telepon bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 59 orang.

"Mayat-mayat baru telah dibawa ke rumah sakit. Lebih banyak mayat ditemukan di semak-semak setelah para siswa yang melarikan diri dengan luka-luka tembak tewas akibat cedera yang mereka derita," katanya.

Rafai, yang sebelumnya menyatakan 29 orang tewas, mengatakan semua mereka yang tewas adalah anak laki-laki. Ia mengatakan 24 gedung sekolah itu termasuk tempat-tempat staf ludes dibakar.

Presiden Goodluck Jonathan menyebut serangan itu "pembunuhan yang tidak memiliki perasaan dan tidak berperikamnusiaan... oleh para teroris dan kelompok fanatik yang seara jelas tida memiliki moralitas kemanusiaan dan bersifat kebinatangan".

Boko Haram, yang berjuang bagi sebuah negara Islam di Nigeria utara membunuh ribuan orang dan membuat mereka ancaman terbesar bagi keamanan di produser penting miyak Afrika itu , menargetkan penduduk sipil.

Para gerilyawan Boko Haram, yang namanya berarti "pendidikan Barat adalah penuh dosa" dalam bahasa Hausa utara, sering menyerang sekolah-sekolah pada masa lalu. Satu serangan serupa Juni di desa Mamudo menewaskan 22 siswa.

Mereka membunuh lebih dari 300 orang bulan ini, sebagian besar warga sipil termasuk dua serangan pekan lalu yang menewaskan masing-masing sekitar 100 orang.

Serangan itu memicu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengecam Boko Haram karena melakukan "tindakan-tindakan teroris yang sangat kejam".

Kegagalan militer untuk melindungi para warga sipil meningkatkan kemarahan di timur laut,daerah terburuk yang terkena dampak pemberontakan empat setengah tahun itu. Satu serangan yang diperintahkan Jonathan Mei tidak berhasil menumpas gerilyawan itu dan memicu aksi pembalasan terhadap para warga sipil.

Seorang juru bicara militer bagi negara bagian Yobe, Kapten Lazarus Eli, mengatakan "para prajurit kami dikerahka ke sana untuk mengejar para pemmbunuh," tetapi tidak merinci lebih jauh.

Berbicara dalam satu jumpa wartawan Senin Jonathan membela tondakan militer dengan mengatakan militer telah memperopeh beberapa hasil dalam menghadapi Boko haram. Ia mengatakan Nigeria sedang bekerja sama dengan pihak berwenang Kamerun dalam usaha mencegah kelompok garis keras itu melancarkan serangan-serangan di Nigeria dan kemudian melarian diri melintasi perbatasan itu.

Militer menutup bagian utara perbatasan itu dengan Kamerun pada akhir pekan lalu.

Gerilaywan itu sebagian besar menduduki daerah Gwoza yang terpencil yang berbatasan dengan Kamreun , dari mana mereka emnyerang para warga sipil yang mereka tuduh pro-pemerintah. Mereka mulai menculik para gadis, satu taktik baru seperti yang dilakukan kelompok pemberontak Uganda LRA (Lord's Resistance Army) dalam puluhan tahun belakangan ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement