Kamis 27 Feb 2014 19:25 WIB

Puluhan Buaya Dijual Massal di Australia Barat

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Lebih dari 50 ekor satwa reptil buaya tengah dipasarkan setelah pemiliknya memutuskan akan menjual Taman Wisata dan Pusat Konservasi Buaya Wyndham di Australia Barat. Penjualan buaya ini tercatat sebagai penjualan buaya terbesar dalam sejarah Australia.

Taman tersebut sudah dipasarkan sejak satu tahun lalu dan pemiliknya Mark Douglas berharap dengan menjual terlebih dahulu seluruh buaya-buaya yang ada di taman tersebut akan membuat upaya pemasaran tanah miliknya menjadi lebih mudah.

"Ada sekitar 60 ekor buaya di dalam taman tersebut, sekitar 30 diantaranya buaya jantan dewasa dan  selebihnya betina. Mereka dibiakan dan terus  memproduksi  telur,”  kata Douglas.

Mark Douglas mengatakan buaya-buaya itu ditaksir nilainya mencapai sekitar $10,000 sampai AUD$15,000 per ekor , jadi jika ditotal seluruh buaya ditaman tersebut bernilai lebih dari AUD$100,000 atau lebih dari Rp.1 miliar.

"Kami hanya ingin melihat buaya itu punya rumah yang  baru, karena itu kami bersedia  melepasnya dengan harga relatif murah. Karena  jika tidak mereka hanya akan berubah menjadi kulit,” tambahnya.

"Kami punya beberapa buaya terbesar dari semua taman di sini, beberapa buaya tertua yang telah di penangkaran, jadi kami tidak ingin melihat mereka dibinasakan,” tegasnya.

Kalah bersaing dengan peternak besar

Douglas mengatakan peternakan buaya  berskala kecil di Australia Barat saat ini tidak mampu lagi bersaing dengan peternak dari kawasan Teritori Utara dalam bisnis pengolahan kulit buaya untuk pasar produk pakaian dan tidak mampu juga mengandalkan keuntungan dari bisnis wisata penangkaran buaya.

"Tantangan utama adalah biaya pemakaian air, listrik dan kami jelas tidak mampu mengembangbiakan cukup banyak buaya untuk perdagangan kulit," katanya.

 

"Jumlah telur yang kami miliki sangat terbatas dan kita tidak bisa menghasilkan telur yang cukup banyak di peternakan untuk bersaing dengan standar saat ini."

 

Maraknya bisnis pertambangan di Australia Barat juga membuat tanah ditepian sungai menjadi sangat sulit dicari.

"Seluruh kawasan di tepian sungai yang  biasanya menjadi lahan peternakan buaya saat ini telah banyak disulap menjadi kawasan pengiriman barang tambang  dan daratan ditepian sungai nilainya lebih tinggi daripada dijadikan lahan peternakan buaya,” tutur Douglas.

Mark Douglas mengatakan dia telah berusaha mendapatkan peminat untuk puluhan ekor buayanya dari investor di  Kununurra, sekitar 100 kilometer yang bersedia membayar keseluruhan koleksi satwa buayanya.

"Saya sangat ingin ada peternak dari kawasan di sekitar Kununurra yang memiliki akses ke saluran irigasi yang berminat membangun peternakan buaya.

"Anda perlu memiliki minat terhadap buaya dan buaya juga sangat mudah dipelihara anda hanya perlu membangun fasilitas saja dan beternak buaya sangat menyenangkan,” tegasnya.

Jarang sekali ada orang yang bersedia memelihara buaya sebagai hewan peliharaan selain itu di Australia jika kedapatan memelihara buaya di halaman belakang rumah ada bisa didenda AUD$ 10.000 atau lebih dari Rp.100 juta.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement