Kamis 27 Feb 2014 17:08 WIB

Uni Eropa Prihatin dengan Kekerasan di Thailand

Rep: Dessy Saputri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang demonstran anti-pemerintahan Thailand mengibarkan bendera di tengah semprotan water canon pasukan antihuru-hara pemerintah.
Foto: AP PHOTO
Seorang demonstran anti-pemerintahan Thailand mengibarkan bendera di tengah semprotan water canon pasukan antihuru-hara pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Uni Eropa mengungkapkan keprihatinannya atas kekerasan yang terjadi akibat kisruhnya situasi politik di Thailand. Pasalnya, kisruh politik itu telah menyebabkan setidaknya empat anak-anak tewas.

"Perwakilan tinggi Uni Eropa prihatin atas kekerasan akhir-akhir ini akibat kondisi politik di Thailand. Adanya korban jiwa anak-anak itu sangat menggelisahkan," kata Catherine Ashton, wakil tinggi Uni Eropa untuk urusan luar negeri, seperti dilansir dari Bangkok Post, Kamis (27/2).

Tidak hanya itu, ia juga menyatakan rasa simpatinya kepada keluarga korban serta menyerukan untuk menggelar pembicaraan berdasarkan prinsip demokratis untuk mengakhiri kekerasan.

Sebelumnya, serangan yang dilakukan oleh sekelompok pria bersenjata menyebabkan empat anak-anak tewas. Dua anak perempuan tewas akibat ledakan granat dan tembakan di Khao Samking pada Sabtu malam. Sedangkan, dua lainnya meninggal di sebuah rumah sakit di Bangkok setelah sebuah granat M79 meledak di Jalan Ratchadamri pada Ahad kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement