Jumat 28 Feb 2014 16:45 WIB

Oposisi Tantang Yingluck Debat di TV

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Suthep Thaugsuban
Foto: REUTERS
Suthep Thaugsuban

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK-- Pemimpin kelompok oposisi Suthep Thaugsuban menantang Perdana Menteri Yingluck Shinawatra untuk menggelar pembicaraan perdamaian dengannya. Suthep pun mengajaknya untuk melakukan debat terbuka yang disiarkan langsung melalui televisi.

Namun, sepertinya pertemuan perdamaian tersebut tidak jadi digelar. Dilansir dari Bangkok Post, Suthep mengatakan negosiasi merupakan langkah yang baik untuk mengakhiri krisis. Menurutnya, jika ia menolak langkah itu, ia pun akan dilihat secara negatif oleh masyarakat.

Meskipun begitu, ia tidak akan berbicara banyak dengan Yingluck. "Saya bisa gila karena Yingluck tak tahu apa-apa dan tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan," katanya. "Dia tidak dapat berpikir sendiri, tetapi meminta bantuan orang lain untuk memutuskannya," tambah Suthep.

Lanjutnya, jika pembicaraan perdamaian itu akan digelar, maka tidak boleh dilakukan secara rahasia. Pembicaraan itu harus dilakukan di depan masyarakat dan disiarkan langsung melalui siaran televisi.

Juru bicara PDRC Akanat Promphan mengatakan ajakan Suthep sesuai dengan ajakan perdana menteri untuk bekerjasama mengakhiri krisis. "Negosiasi harus dilakukan satu lawan satu dan tidak boleh diselenggarakan secara tertutup," katanya.

Sementara itu, Yingluck sendiri menyetujui digelarnya proses negosiasi. Namun pembicaraan tersebut harus dilakukan sesuai dengan peraturan konstitusi. Ia sendiri bertanya kepada Suthep, apakah ia siap mengakhiri protes dan menggelar pemilu sesuai dengan kesepakatan.

Ajakan Suthep untuk menggelar pembicaraan itu juga ditolak oleh menteri senior Thailand karena pengunjuk rasa anti-pemerintah melakukan aksinya di gedung-gedung pemerintahan untuk menekan Yingluck.

"Yingluck adalah pemimpin sah negara ini dan Suthep adalah laki-laki yang melakukan gerakan ilegal. Perdana Menteri sebaiknya tidak melakukan pembicaraan dengannya," kata Menteri Ketenagakerjaan Chalerm Yoobamrung, seperti dilansir dari Reuters.

Suthep menilai pemerintah menolak pembicaraan itu karena dapat membahayakan pemerintahannya. Suthep dan pihak oposisi pun telah menyalahkan Yingluck atas jatuhnya korban jiwa, termasuk anak-anak dalam kekerasan yang akhir-akhir ini terjadi. Ia pun menantang para pendukung Yingluck untuk bertemu di ibukota. "Datanglah ke Bangkok dan mulai perang sipil," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement