REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM — Israel memperingatkan Libanon, pada Jumat (28/2), untuk mencegah kelompok Hizbullah melancarkan aksi serangan balasan kepada Israel. Peringatan untuk Libanon itu, merupakan pernyataan Israel atas peristiwa serangan udara yang dilakukan negara ini di perbatasan Libanon-Suriah beberapa hari lalu.
Atas aksi serangan udara yang dilancarkan Israel Senin (24/2) lalu itu, negara ini masih belum membenarkan ataupun menyangkal telah melakukan hal tersebut. Diamnya Israel itu, juga setidaknya menggambarkan terkait terjadinya tiga serangan selama setahun lalu yang ditargetkan pada kelompok Hizbullah. Sejumlah serangan itu dilakukan, karena adanya dugaan Hizbullah yang terikat dengan sistem persenjataan yang canggih dari perang sipil Suriah.
Menanggapi terjadinya serangan udara yang dilancarkan Israel empat hari lalu di perbatasan Suriah itu, kelompok militan Libanon ini mengeluarkan pernyataan. Dalam pernyataan yang diungkap ke publik itu, Hizbullah mengatakan, pihaknya akan memilih waktu, tempat, serta cara yang tepat untuk menjawab aksi serangan Israel tersebut.
Sebelumnya, Israel telah berjanji untuk menargetkan Libanon dalam adanya setiap konflik baru. Israel juga menilai, bahwa Hizbullah merupakan milisi Muslim yang didukung oleh Iran dan memiliki politisi dalam pemerintahan Beirut.
"Ini jelas bahwa kita melihat Libanon sebagai pihak yang bertanggungjawab, atas setiap serangan terhadap Israel yang berasal dari wilayah Libanon," ujar Menteri Urusan Strategis Israel, Yuval Steinitz, Jumat.