Sabtu 01 Mar 2014 12:02 WIB

Suami Suka Berhutang Picu Perceraian di Malaysia

Cerai (ilustrasi)
Foto: www.mediaislamnet.com
Cerai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR--Lebih dari 13 ribu kasus perceraian di Malaysia dalam enam tahun terakhir dipicu oleh sikap suami yang suka berhutang, sehingga seringkali istri ikut terjerat.

Pada 2013 kasus perceraian akibat suami yang suka berhutang mencapai 4.144 kasus, naik dibanding 3.355 kasus pada 2012.

Pengurus Besar bagian Servis Korporat Agensi Kaunseling dan Pengurusan Kredit (AKPK) Azman Hashim mengatakan, dalam kebanyakan kasus pinjaman dibuat atas nama istri sehingga pihak bank mencari istri untuk membayar hutang sementara si suami menghilang.

"Sebagai jalan keluar, mereka akhirnya bercerai tetapi masalah istri tetap tidak selesai karena dia harus menanggung biaya hidup anak-anak dan rumah setelah menjadi orang tua tunggal," katanya seperti dikutip Harian Terbitan Kuala Lumpur, Sabtu.

Dalam tempo enam tahun, kata Azman, sebanyak 13.599 istri berusia sekitar 30-an tahun meminta cerai karena tidak tahan memikul beban hutang suami.

Jumlah istri yang terperangkap skenario ini semakin meningkat dari tahun ke tahun terutama wanita yang tinggal di perkotaan.

"Kadang-kadang istri tidak tahu suaminya punya sejarah hutang dan sanggup menipu orang termasuk istrinya sendiri," katanya.

"Ada kasus yang dilaporkan ke AKPK dimana si wanita sendiri tidak sadar ditipu suami yang menggunakan nama mereka untuk membuat berbagai pinjaman seperti pinjaman beli kendaraan," katanya.

Akibatnya, lanjut dia, pihak bank memburu si istri yang namanya digunakan dalam pinjaman untuk membayar hutang yang nilainya bisa mencapai puluhan ribu ringgit.

Menurut Azman, wanita yang terkena jebakan hutang suami ini adalah mereka yang seratus persen menggantungkan pengurusan keuangan rumah tangga keluarga kepada suami.

Sementara itu, salah seorang korban yang hanya dikenali sebagai Nia (38) mengaku, ia terpaksa meminta cerai dari suami karena menjadikannya sebagai mesin ATM untuk membayar hutangnya yang mencapai ratusan ribu ringgit.

"Hampir satu dasawarsa berkeluarga, segala makan minum termasuk pinjaman mobil dan rumah saya bayar, pendek kata dia buat saya macam mesin ATM," kata Nia yang sudah 16 tahun berkecimpung di dunia perbankan dan memiliki gaji cukup besar.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement