REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Dua anak asal Brisbane yang sejak kecil kehilangan pendengaran total alias tuli akan menantang tokoh pemimpin bangsa Australia dalam pidato mereka di Klub Media Nasional di Canberra pekan depan.
Vivek Varghese (enam tahun) dan Ryby Hughes (10) akan berpidato dihadapan ratusan orang dewasa untuk menyampaikan pidatonya. Mereka diharapkan akan menyampaikan cita cita mereka ketika dewasa nanti.
Kedua anak ini memiliki gangguan pendengaran total alias tuli, mereka akan menceritakan bagaimana kehidupan orang tuli dan setelah menggunakan alat bantu pendengaran di hadapan anggota Klub Media Nasional.
Vivek dan Ruby hadir dalam event itu mewakili Pusat Dengar dan Katakan (Hear and Say) dalam acara pengukuhan acara “kekuatan berpidato” yang bertujuan untuk mengubah perspektif disekitar anak-anak tuli tentang kemampuan untuk meraih cita-cita.
CEO Hear and Say, Chris McCarthy mengatakan ini merupakan kesempatan untuk menekankan tantangan yang sering dihadapi oleh orang tuli di Australia.
"Sekarang tahun 2014, anak-anak yang memiliki gangguan pendengaran total atau tuli sudah bisa berbicara dan mendengar; kami pikir hal ini dapat mengubah pendapat orang mengenai apa yang bisa didapat oleh anak-anak tuli,” katanya, baru-baru ini.
"Kami sangat bersemangat untuk mereka, dan ini kesempatan yang tidak boleh dilewatkan,” kata McCarthy.
Kedua anak tersebut, Vivek dan Ruby telah lulus dari program Hear and Say di Brisbane dan telah menyusun pidato yang akan disampaikan dihadapan para pemimpin Australia.
"Saya merasa gugup tapi sangat bersemangat,” kata Ruby.
"Topiknya mengenai hidup dan bagaimana hidup dengan implan koklea (alat bantu pendengaran yang ditanamkan melalui pembedahan didalam organ telinga).. sebenarnya berpidato membuat saya lebih percaya diri,” katanya.
Ruby berharap pidatonya akan didengarkan oleh forum Klub Media Nasional.