REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Pemerintah federal Australia memastikan siap menggaji ribuan orang remaja sebesar AUD$300 atau sekitar Rp 3 juta per minggu. Selanjutnya mereka akan dipekerjakan pada program konservasi yang merupakan bagian dari proyek bernama Tentara Hijau.
Program ini diharapkan dapat mempekerjakan lebih dari 15 ribu pemuda berusia 17 hingga 24 tahun untuk bekerja selama 30 jam per minggu jika program ini dilaksanakan.
Menteri Lingkungan Australia, Greg Hunt mengatakan mereka akan melakukan pekerjaan seperti menstabilkan gundukan pasir, merapikan trotoar dan merehabilitasi hutan bakau.
Tentara Hijau ini nantinya akan menerima bayaran antara AUD$300 dan AUD$500 per minggu atau lebih kecil dari upah minimum mingguan di Australia yang nilainya AUD$620 per minggu.
“Ini merupakan program yang bersifat sukarela. Anak-anak muda yang ingin berpartisipasi akan belajar mengenai lingkungan, mereka juga akan mendapat Sertifikat I atau Sertifikat II dan mereka juga akan mendapatkan keterampilan kerja, pelatihan keterampilan dan menciptakan sesuatu yang permanen."
Kalangan aktifis buruh menilai pemerintah tidak boleh membayar upah Tentara Hijau ini dibawah upah minimum pekerja .
Presiden Serikat Buruh Australia, Ged Kearney mengatakan skema pembayaran yang disediakan pemerintah terlalu kecil dan harusnya peserta program Tentara Hijau juga dilindungi oleh UU pekerja.
"Konsep dari Tentara Hijau ini adalah upaya terbaru Pemerintah Abbott untuk memotong upah dan mengatasi masalah ketenagakerjaan di Australia saat ini," katanya, baru-baru ini.
"Jika pekerjaan ini memang hendak diadakan, harusnya pekerjaan ini diiklankan dan pekerjaan mereka juga harus terstruktur sehingga Tentara Hijau bisa mendapat bayaran yang bagus,” katanya.
Hunt memperkenalkan UU untuk membentuk Tentara Hijau ini dalam sidang parlemen federal pekan ini.
Program ini merupakan salah satu program dari rezim tindakan langsung dalam kebijakan perubahan iklim koalisi dan diperkirakan akan menelan biaya AUD$300 juta selama empat tahun.
Pemerintah Federal mengatakan pelatihan yang diterima akan dihitung sebagai pencapaian dari kualifikasi pengelolaan lahan, pengelolaan taman, lansekap atau hortikultura.
Proyek kerja penuh waktu ini akan berlangsung selama 26 minggu dan dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 10 orang anggota. Sembilang orang bertindak sebagai peserta dan 1 orang supervisor.