Ahad 02 Mar 2014 20:55 WIB

Helikopter PBB Serang Gerilyawan Muslim Uganda di Kongo

Salah satu tentara pemberontah di Kongo
Foto: Antara
Salah satu tentara pemberontah di Kongo

REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Helikopter-helikopter tempur PBB menyerang satu pangkalan kelompok gerilyawan Muslim Uganda ADF-Nalu di Republik Demokratik Kongo(DRC) untuk pertama kali Sabtu, kata pasukan PBB.

Tentara Kongo dalam pekan-pekan beakangan ini melakukan operasi untuk menghalau ADF-Nalu, salah satu dari organisasi-organisasi bersenjata tertua tetapi kurang dikenal di DRC.

Satu pernyataan dari MONUSCO, missi PBB di negara itu, mengatakan dua helikoper tempur PBB menghantam pangkalan ADF-Nalu di Beni pada pukul 12.55 GMT (19.55 WIB).

Beni, adalah satu kota terpencil di Kivu Utara, satu provinsi yang kaya sumber alam yang berbatasan dengan Rwanda dan Uganda.

"Operasi ini, yang dilakukan dengan ketepatan sasaran yang besar, membantu memperoleh satu tujuan jelas menghentikan serangan-serangan ADF baru-baru ini terhadap para warga sipil",kata ketua MONUSCO Martin Kobler, yang dikutip dalam pernyataan itu.

Tentara reguler Kongo FARDC melancarkan serangannya terhadap ADF-Nalu 16 Januari dan pertengahan Februari mengumumkan bahwa pihaknya telah banyak menimbulkan korban jiwa pada kelompok gerlyawan itu.

Didukung oleh brigade intervensi PBB yang baru dibentuk dengan satu mandat serangan yang belum pernah diberikan sebelumnya, tentara Kongo meraih kemenangan militer yang jarang dicapai terhadap kelompok pemberontak Tutsi M-23.

ADF-Nalu masuk dalam daftar berikutnya. MUNUSCO berikrar akan membantu Kinshasa dalam operasi di kawasan kelompok pemberontak yang jumlahnya banyak yang beroperasi dari salah satu dar wilayah-wilayah paling tidak dapat dimasuki.

ADF-Nalu membantu Tentara Pasukan Nasional Denokratik Bersatu bagi Pembebasan Uganda. Kelompok itu adalah salah satu dari yang tetlama tetapi kurang dikenal berpangkalan di Kivu Utara dan dianggap sabagai satu-satunya organsasi Islam di di wilayah itu.

Kelompok pemikir International Crisis yang bermarkas di Brussels mengatakan dalam satu laporan tahun lalu kelompok gerilyawan Muslim itu "menunjukkan kegiatannya yang luar biasa akibat posisi geostrategisnya, berhasil berintegrasinya dalam ekonomi lintss perbatasan dan korupsi dikalangan pasukan keamanan".

ADF-Nalu dipimpin Jami Nukulu, seorang warga Kristen yang beralih menjadi Islam, dan tidak pernah berhasil secara nyata mememerangi pemerintah Yoweri Museveni di Uganda.

Beberapa pengamat menyatakan kecemasan mereka bahwa kelompok itu dapat menjadi hubungan dalam jaringan yang berkembang kelompok-kelompo garis keras Islam di Afrika Timur itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement