REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terbang ke Washington, AS pada Ahad (2/3) waktu setempat untuk bertemu Presiden Barack Obama. Mereka akan melakukan pertemuan rutin dalam mengupayakan perdamaian Timur Tengah Israel-Palestina yang dipimpin oleh AS.
Upaya perdamaian ini dilakukan untuk membuat konsesi Palestina. April akan menjadi awal kesepakatan untuk memperjelas perjanjian damai, juga sebagai penentuan masa depan Palestina.
Netanyahu sendiri bersikeras akan teguh membela kepentingan Israel. Ia mengakui beberapa tahun ini Israel berada di bawah berbagai tekanan. ''Kami telah menghadapinya dengan bertempur dalam keadaan yang belum pernah kami hadapi sebelumnya. Kerusuhan adalah upaya menjaga stabilitas dan keamanan,'' kata dia.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan pertemuan yang akan dilakukan di Gedung Putih dengan Obama, Senin (3/3) itu tidak harus dilihat sebagai pertarungan. ''Kami akan mengambil jalan tengah, berbicara dengan kedua belah pihak, hingga mencapai pemahaman bernegosiasi yang sama,'' kata Kerry.
Upaya perundingan Israel-Palestina ini telah dimulai lagi oleh AS pada Juli lalu. Semua pihak sepakat mencapai target sembilan bulan untuk mencapai kesepakatan damai. Namun, AS menemui kebuntuan hingga target molor.
Dalam beberapa pekan terakhir, Kerry telah memaparkan ide membuat kerangka kesepakatan yang disetujui Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Netanyahu.