Senin 03 Mar 2014 15:21 WIB

AS Sebut Perilaku Rusia Seperti di Abad 19

Rep: ahmad islamy jamil/ Red: Muhammad Hafil
 Menlu AS John Kerry (kiri) bersama Menlu RI Marty Natalegawa saat jumpa pers di Jakarta, Senin (17/2).
Foto: AP/Pool/Evan Vucci
Menlu AS John Kerry (kiri) bersama Menlu RI Marty Natalegawa saat jumpa pers di Jakarta, Senin (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat telah mengeluarkan ancaman sanksi ekonomi terhadap Rusia atas intervensi militer negeri Tsar tersebut di wilayah Krimea, Ukraina. Menteri Luar Negeri AS John Kerry pun mengecam tindakan Moskow itu dan menyebutnya sebagai ‘agresi luar biasa’.

“Anda (Rusia) berperilaku layaknya di abad ke-19 dengan menginvasi negara lain atas dalih yang sepenuhnya dibuat-buat. Padahal, sekarang ini sudah abad ke-21,” kata Kerry kepada CBS, seperti dilansir World Bulletin, Senin (3/3).

Hubungan Washington dengan Moskow yang sebelumnya sudah tegang juga, kini semakin memburuk. Kerry tak hanya mengeluarkan komentar pedas untuk mengutuk tindakan Rusia, melainkan juga mengancam akan menggunakan semua opsi untuk mengakhiri krisis Ukraina, termasuk respon militer AS. 

Meskipun begitu, Kerry menekankan pemerintahnya lebih berkeinginan untuk mencari resolusi damai, alih-alih mengangkat senjata. Menurutnya, opsi paling mungkin dilakukan saat ini adalah dengan menjatuhkan sanksi ekonomi untuk mengisolasi Rusia. Menlu AS itu menambahkan, negara-negara G8 dan beberapa negara lainnya sudah siap memberikan hukuman kepada Rusia dengan berbagai pilihan yang ada. 

Di antaranya berupa larangan visa, pembekuan aset, isolasi perdagangan, serta larangan penanaman investasi di Rusia.“Para pengusaha Amerika sebaiknya mulai berpikir dua kali, jika mereka ingin berbisnis dengan negara yang berperilaku seperti (Rusia) ini,” kata Kerry lagi.

Pasukan Rusia telah merebut Krimea, sebuah semenanjung di Laut Hitam. Pemerintah Moskow berdalih, tindakan militernya hanya untuk melindungi nyawa warga negara Ukraina penutur bahasa Rusia yang ada di wilayah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement