REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan agar warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Ukraina di relokasi ke tempat-tempat yang aman. Hal ini menyusul kondisi di Ukraina yang semakin memburuk.
Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa mengatakan telah melaporkan perkembangan terkini kepada Persiden SBY. Pemerintah, lanjutnya, mengambil langkah antisipatif untuk menghindari kemungkinan terburuk di negara tersebut.
“Sudah melaporkan tentang penanganan masalah ini kepada Presiden, antara lain seandainya bagi WNI kita yang non-esensial misalnya keluarga-keluarga dari KBRI, kita akan kelola untuk bisa direlokasi,” katanya saat ditemui di Istana Negara, Selasa (4/3).
Ia menjelaskan WNI di Ukraina jumlahnya tak banyak, sekitar 60 orang. Itu pun lebih banyak berada di kota Kiev. Meski begitu, ada pula WNI yang tersebar di kota-kota lain. WNI itulah yang direlokasi ke negara sekitar.
“Total WNI seluruhnya ada sekitar 60 orang, yang direlokasi sekitar 11 orang. Mereka umumnya keluarga dan anak-anak yang akan kita pindahkan,” katanya.
Marty juga menegaskan KBRI di Ukraina tetap bekerja meskipun situasi sedang tidak stabil. Menurutnya, KBRI justru harus bekerja untuk memberikan informasi serta menampung WNI yang memerlukan perlindungan.
Ditegaskannya kembali, sikap Indonesia terhadap krisis Ukraina sama dengan krisis lain yang sempat terjadi di negara lain seperti Afganistan, Suriah, ataupun Lybia yakni menjunjung tinggi kedaulatan dan integritas negara. Selain itu, diserukan pula agar semua pihak bisa menahan diri, mengedepankan penyelesaian secara damai, dan agar Dewan Keamanan PBB menjalankan tugasnya memelihara perdamaian internasional. Esthi Maharani